Bola Internasional

Arturo Vidal, Rambut Mohawk, dan Nama Panggilan Guerrero

Sabtu, 24 Oktober 2020 19:16 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Twitter@Inter_en
Arturo Vidal ibarat kacang tidak lupa kulitnya. Copyright: © Twitter@Inter_en
Arturo Vidal ibarat kacang tidak lupa kulitnya.
Arturo Vidal, Kacang Tidak Lupa Kulit

Arturo Vidal ibarat kacang tidak lupa kulitnya. Ceritanya, ada seorang pria bernama Rodelindo Roman yang memberi pekerjaan dan makanan bagi banyak orang di San Joaquin, termasuk ayah dan kakek Vidal.

Saking berpengaruhnya sosok ini, tim di El Huasco, tempat Vidal mengasah skill sepak bolanya sewaktu kecil, berganti nama sebagai penghormatan terhadap Rodelindo Roman.

Kini sudah jadi bintang besar, Vidal tidak pernah melupakan tempat pertama ia berpijak. Untuk itu, ia pun meletakkan investasi di klub Rodelindo Roman (Club de Deportes Rodelindo Román).

Tidak hanya sokongan dana, ia juga turut mendukung proyek-proyek yang ada di El Huasco. Club de Deportes Rodelindo Román sendiri saat ini bermain di liga kasta ketiga Chile, Tercera División de Chile.

Karier sepak bola Vidal dimulai dari Rodelindo Roman dan ia beruntung ketika masih muda dulu ia mendapat dukungan penuh dari sang ibu, Jacqueline Pardo.

Julukan Guerrero

Kata ‘Guerrero’ adalah panggilan yang diberikan ibunda Arturo Vidal, yang memiliki arti ‘pejuang’. Dengan sebutan ini, Jacqueline tentu berharap putranya tersebut jadi pejuang hebat yang mengalahkan berbagai rintangan untuk meraih kesuksesan.

Kasih sayang orang tua, apalagi seorang ibu, turut menemani langkah Vidal dalam meniti kariernya sebagai seorang pesepak bola. Apa pun dilakukan Jacqueline, termasuk berjualan di pinggir jalan, agar sang anak dapat meraih impiannya.

Di balik tampilan Vidal yang sangar, lengkap dengan gaya rambut mohawk-nya, ia adalah seorang pria yang sangat menyayangi ibunya. Pernah dalam suatu wawancara, ia menyebut sang ibu adalah idolanya.

Kini, Arturo Vidal sedang menjalani petualangan di Italia bersama Inter Milan. Sebelumnya, ia sudah pernah membela sejumlah klub seperti Bayer Leverkusen, Juventus, Bayern Munchen, dan Barcelona.

Setelah pergi dari Colo-Colo, Vidal mendarat di Leverkusen pada tahun 2007. Meski kariernya di klub tersebut tidak terlalu mentereng, pengalamannya di Bundesliga Jerman sudah cukup menempanya sebagai seorang pemain.

Keadaan mulai membaik ketika ia bermain di Juventus selama periode 2011 sampai dengan 2015. Bermain di bawah asuhan Antonio Conte, ia menjadi gelandang hebat dan beberapa kali mencetak gol untuk timnya.

Setelahnya, ia pun mengadu nasib di Bayern Munchen dan Barcelona. Raihan trofinya bersama dua klub pun ini tidak kalah banyak dari yang ia dapatkan saat berseragam Juventus.

Kini, tinggal menanti bagaimana sepak terjang Arturo Vidal selanjutnya bersama Inter Milan, di mana ia bereuni dengan Antonio Conte dan kawan lawasnya, Alexis Sanchez.