In-depth

Kala Solskjaer-Lampard Bikin MU dan Chelsea Kehilangan Jati Dirinya sebagai Tim Besar

Minggu, 25 Oktober 2020 09:18 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Grafis: Yanto/Indosport.com
Ole Gunnar Solskjaer dan Frank Lampard melakukan dosa besar dengan membuat Manchester United dan Chelsea kehilangan jati diri sebagai tim besar Inggris. Copyright: © Grafis: Yanto/Indosport.com
Ole Gunnar Solskjaer dan Frank Lampard melakukan dosa besar dengan membuat Manchester United dan Chelsea kehilangan jati diri sebagai tim besar Inggris.

INDOSPORT.COM – Liga Inggris 2020/21 pekan keenam menampilkan pertandingan big match antara Manchester United vs Chelsea. Harapan besar akan permainan indah dan menyerang pun menyertai laga ini. Sayang, harapan itu sirna sejak menit pertama.

Sebelum laga Man United vs Chelsea dimulai, pecinta sepak bola di seluruh dunia disuguhkan dengan duel El Clasico antara Barcelona vs Real Madrid.

Pada duel El Clasico ini, dahaga pecinta sepak bola melihat permainan cepat nan ciamik sedikit terpuaskan dengan penampilan kedua tim. Hasilnya pun terlihat dari 2 gol cepat kedua tim di 10 menit awal pertandingan dan hasil akhir yang dimenangkan El Real dengan skor 3-1.

Seakan tak begitu puas dengan apa yang dilihat di laga El Clasico, pecinta sepak bola pun berharap big match pada laga Man United vs Chelsea akan berjalan lebih menarik dan dihujani dengan gol-gol berkelas dari kedua tim.

Sayangnya, harapan itu hanya jadi mimpi belaka. Laga big match Man United vs Chelsea yang dinanti-nanti malah berjalan monoton dan cenderung membosankan.

Baik Man United dan Chelsea terlihat seakan tak mengincar kemenangan, melainkan menargetkan agar mereka tidak tumbang dari lawannya. Pasalnya, kedua tim nampak bermain aman dan defensif.

Monotonnya pertandingan terlihat sejak menit pertama di mulai. Tak banyak serangan berarti dari kedua tim. Bahkan bola yang bergulir terbilang jarang mengancam gawang lawan.

Ungkapan bahwa Man United dan Chelsea tak ingin menang dan hanya tak ingin tumbang pun terlihat dari xG (Expected Goals) kedua tim. Setan Merah yang paling banyak membuat peluang di laga ini hanya memiliki rataan 0,73 peluang dan The Blues hanya memiliki rataan 0,25 peluang.

Bahkan parahnya, dengan lini tengah dan lini depan yang mumpuni dari kedua tim, pemain paling menonjol di laga ini  justru adalah kedua bek masing-masing tim yakni Thiago Silva dan Victor Lindelof.

Permainan pragmatis yang diterapkan Ole Gunnar Solskjaer dan Frank Lampard selaku kedua pelatih pun seakan merusak pesona ‘Big Match’ dan jati diri Manchester United serta Chelsea sebagai tim dengan nama besar di Liga Inggris.

Mantan pemain Man United, Patrice Evra, yang menjadi pundit di laga ini menyebut bahwa laga ini bukan lagi laga besar seperti saat dirinya masih aktif bermain bagi The Red Devils.

“Tentu saja itu pertandingan yang membosankan. Anda tak bisa katakan pertandingan ini (Man United vs Chelsea) adalah pertandingan besar lagi. Kedua tim tak bertarung untuk gelar,” ujar Evra.

Apa yang dikatakan Evra sejatinya merupakan kritikan tajam untuk Solskjaer dan Lampard sendiri. Sebagai pelatih, keduanya malah terkesan tak membawa kemajuan untuk timnya bersaing di papan atas memperebutkan gelar layaknya saat keduanya berstatus pemain.

Tentu pecinta sepak bola tak lupa tahun 2004 hingga 2010. Dalam rentang waktu 6 tahun tersebut, baik Man United dan Chelsea selalu bersaing memperebutkan gelar di setiap laga yang mereka jalani. Tak pelak kedua tim sering menempati posisi 1 dan 2 di klasemen akhir.

Secara bergantian, kedua tim bahkan menunjukkan kedigdayaannya setiap musim di mana dalam rentang tahun tersebut, Man United dan Chelsea mampu menjuarai Liga Inggris sebanyak 3 kali.

Di rentang tahun tersebut, Solskjaer dan Lampard merupakan pemain dan pilar di balik kejayaan Man United dan Chelsea. Saat keduanya menjadi pelatih untuk tim masing-masing, keduanya pun terkesan membuat timnya lupa akan jati dirinya sebagai tim besar yang selalu bersaing memperebutkan gelar.

Ironisnya lagi, baik Solskjaer dan Lampard telah menghabiskan uang klub yang mereka latih kini hingga lebih dari 200 juta poundsterling sejauh ini. Entah karena status keduanya sebagai legenda, besarnya uang yang dikeluarkan tak dibarengi dengan besarnya ekspektasi untuk meraih gelar seperti para pendahulunya.

Seharusnya, dengan gelontoran dana tersebut, kedua pelatih ini diharapkan bisa mengembalikan kejayaan kedua tim. Tapi apa daya. Untuk memenangkan laga yang berjalan 90 menit saja terkesan tidak mau, apalagi membawa timnya memenangkan gelar di akhir musim?

Apa yang ditampilkan di laga Man United vs Chelsea (24/10/20) malam WIB tadi dan kritik yang dilancarkan Evra pasca laga seharusnya menjadi cermin besar bagi Solskjaer dan Lampard untuk berbenah dan kembali membangkitkan jati diri timnya sebagai tim besar Inggris.

Patut dinantikan langkah apa yang akan diambil Ole Gunnar Solskjaer dan Frank Lampard di sisa musim 2020/21. 1 hal yang pasti, sorotan tajam kini mengarah kepada 2 legenda ini. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari tagar #OleOut dan #LampardOut yang digaungkan netizen di dunia maya.