In-depth

Man United vs Arsenal: Duel 2 Tim Pragmatis dan Andal dalam Serangan Balik

Sabtu, 31 Oktober 2020 11:53 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© David Price/Arsenal FC via Getty Images
Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer dan pelatih Arsenal, Mikel Arteta. Copyright: © David Price/Arsenal FC via Getty Images
Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer dan pelatih Arsenal, Mikel Arteta.

INDOSPORT.COM – Pekan ketujuh Liga Inggris 2020/21 akan menghadirkan laga Big Match antara 2 klub tradisional dengan nama dan sejarah panjang, yakni Manchester United vs Arsenal di Old Trafford, Minggu (1/11/20) WIB.

Di laga ini, kedua tim tengah dalam kondisi tak baik di kancah Liga Inggris. Sebab, keduanya sama-sama meraih kemenangan dan kekalahan dalam jumlah yang sama.

Man United harus menelan 2 kekalahan di kandang dalam 5 pertandingan awal Liga Inggris 2020/21. Kekalahan itu didapat dari Cystal Palace dan Tottenham Hotspur. Sedangkan Arsenal tumbang sebanyak 3 kali dari Liverpool, Manchster City dan Leicester City.

Performa yang dialami kedua tim di kancah liga nampak berbeda dengan yang dialami keduanya di kompetisi lain. Di Liga Champions, Man United mampu menang melawan Paris Saint-Germain dan RB Leipzig.

Sedangkan Arsenal mampu membungkam Rapid Vienna dan Dundalk di kancah Liga Europa. Perbedaan hasil di kompetisi lain dan liga yang bak langit dan bumi ini pun berbanding lurus dengan permainan yang ditampilkan kedua tim.

Baik Manchester United dan Arsenal sama-sama memainkan permainan defensif di kancah Liga Inggris. Sedangkan di kancah Eropa, kedua tim nampak ganas dalam menyerang.

Tentu apa yang ditampilkan keduanya menjadi perhatian khusus di pekan ketujuh Liga Inggris 2020/21. Apalagi jika menilik lebih jauh permainan kedua tim saat berhadapan dengan tim besar di kancah Liga Inggris.

Menyeranglah atau Kalah

Manchester United dan Arsenal dilatih oleh mantan pemain mereka sendiri saat ini, yakni Ole Gunnar Solskjaer dan Mikel Arteta. Sejak keduanya didapuk sebagai pelatih, permainan kedua tim jauh dari kata menghibur dan atraktif.

Sebagai catatan, Man United dan Arsenal sejak dahulu dikenal sebagai tim yang menyerang. Teruntuk The Gunners, permainan atraktif ditampilkannya saat masih ditukangi Arsene Wenger.

Namun dewasa ini, di tangan Solskjaer dan Arteta keduanya bermain pragmatis, terutama saat menghadapi tim dengan nama besar. Bahkan, kepragmatisan kedua pelatih ini kian terlihat saat menerapkan taktik Counter Attack (serangan balik).

Man United dan Arsenal saat ini dianugerahi pemain dengan kecepatan dan kemampuan finishing yang baik. Di kubu Setan Merah ada Marcus Rashford dan di kubu The Gunners ada Pierre-Emerick Aubameyang.

Permasalahan kedua tim saat ini adalah tidak adanya playmaker murni di posisi bernomor 10. Di Man United ada Bruno Fernandes memang. Namun ia bermain nampak sebagai Second Striker saat di lapangan.

Arsenal pun juga tak memiliki playmaker murni selain Mesut Ozil. Permasalahan ini memaksa kedua tim memainkan skema serangan yang berorientasi dari lini sayap.

Di sinilah kecepatan para pemain kedua tim diandalkan sehingga permainan pragmatis serta bertahan, lalu membuang bola ke depan, dan lantas berharap Rashford ataupun Aubameyang dengan kecepatannya membuat keajaiban lewat skema serangan balik.

Hal ini bisa dilihat dari Expected Goals (xG) kedua tim saat berhadapan dan atau mengatasi tim besar dalam laga-laga bertajuk Big Match.

Sebagai contoh, di 2019/20 lalu Arsenal bisa mengalahkan Liverpool di kandang dengan skor 2-1. The Gunners di laga itu hanya menciptakan 1,32 peluang emas berbuah gol saja jika dibandingkan The Reds yang membuat 2,22 peluang berbuah gol dan kalah.

Hal ini sama dengan Man United saat menumbangkan Manchester City di kandangnya dengan skor 2-1 pula. Padahal, sepanjang laga The Citizens bisa membuat peluang emas berujung gol sebanyak 2,07 sedangkan Setan Merah hanya membuat 1,63 peluang berbuah gol saja.

Kepragmatisan Solskjaer dan Arteta saat menjalani Big Match seperti ini pun memunculkan 1 pertanyaan penting. Bagaimana jika keduanya bertemu dan memainkan kepragmatisannya? Akankah hasilnya seperti laga Man United vs Chelsea pekan lalu (24/10/20)?

1 hal yang pasti, baik Solskjaer dan Arteta harus mencoba memainkan sepak bola menyerang untuk meraih hasil di laga Man United vs Arsenal. Kejelian dibutuhkan keduanya untuk mematikan permainan lawan atau malah mendominasinya.

Menarik dinantikan bagaimana skema yang akan dimainkan 2 pelatih ini. Akankah laga Manchester United vs Arsenal akan tetap monoton? Ataukah akan berjalan lebih atraktif dan menghibur?