In-depth

Menilik Nasib 2 Klub Indonesia yang 'Mirip' Manchester City dan Everton

Rabu, 11 November 2020 20:13 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Bali United saat perayaan juara Liga 1 2019. Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Bali United saat perayaan juara Liga 1 2019.

INDOSPORT.COM - Tidak etis memang jika membandingkan dua klub Liga Indonesia, Bali United dan  Tira Persikabo dengan dua klub Liga Inggris, Manchester City dan Everton. Namun, jika sedikit ditelisik, ada kisah yang hampir sama dari empat klub yang berada di dua benua berbeda.

Bali United dan Manchester City

Seperti diketahui, Bali United adalah juara Liga 1 2019. Klub ini termasuk berusia muda, terhitung sejak diakuisisi pada 2015 dari Persisam Putra Samarinda.

Dalam lima tahun terakhir Bali United berkembang pesat jadi tim yang tak hanya kuat finansial tapi juga menorehkan prestasi. Tim Serdadu Tridatu dikenal dengan proyek ambisius, membeli pemain berlabel bintang, baik dari dalam maupun luar negeri.

Tak hanya itu, Bali United juga jadi tim Asia Tenggara yang berani melantai di bursa saham pada 2019 lalu. Tim milik Pieter Tanuri ini jadi klub Asia kedua setelah Guangzhou Evergrande yang melakukan go public (lepas saham untuk umum).

Setelah mulai mendatangkan pemain bintang sejak 2017 lalu, Bali United tercatat telah meraih satu gelar juara (Liga 1 2019), satu runner up Liga 1 (2017) dan satu kali runner up Piala Presiden (2018).

Sayangnya, kedigdayaan Bali United di kompetisi domestik tak berlanjut di level internasional atau Asia. Dua kali keikutsertaan di Piala AFC (2018 dan 2020), Serdadu Tridatu terlihat kesulitan mengeluarkan permainan terbaik (termasuk gagal lolos play off Liga Champions Asia pada 2018 dan 2020).

Pada Piala AFC 2018, Bali United bahkan tak lolos babak penyisihan Grup G, setelah terbenam di dasar klasemen, kalah saing dari klub Vietnam, Myanmar dan Filipina.

Hal itu berlanjut di musim ini, dimana tim kembali terjembab di dasar klasemen Grup G karena kalah dari tim dari Vietnam, Filipina dan Kamboja (sebelum Piala AFC tahun ini ditiadakan karena pandemi).

Kondisi Bali United di atas nampaknya setali tiga uang dengan Manchester City. Jadi tim kaya pasca diakuisi 'Sultan' Timur Tengah (2008), mendatangkan pemain berlabel bintang dan meraih 11 gelar juara di liga domestik, tapi The Citizen belum bisa berbicara banyak di kejuaraan Eropa (Liga Champions).

Pencapaian terbaik Manchester City di Liga Champions adalah menembus babak semifinal musim 2016 lalu. Terkecuali untuk Liga Europa (dahulu Piala Winners) Sky Blues pernah juara pada musim 1970.

Kendati demikian, masih banyak waktu bagi Bali United dan Manchester City untuk berbenah. Kedua tim masih bisa mendapatkan gelar internasionalnya pada masa mendatang.

PS Tira (Tira Persikabo-sekarang) dan Everton

Everton mencuri perhatian pada awal musim ini di Liga Inggris. Tim asuhan Carlo Anceloti tak terkalahkan di lima pekan awal dengan mempermalukan Tottenham Hotspur, West Bromwich Albion, Crystal Palace, Brighton & Hove Albion dan imbang kontra Liverpool, sehingga sempat memimpin klasemen sementara.

Akan tetapi, laju Everton mulai tersendat dipekan keenam hingga kedelapan (sebelum jeda FIFA match day). The Toffees seperti mulai kehabisan bensin dan selalu kalah dalam tiga laga terakhir di Liga Inggris yakni dari Southampton, Newcastle United dan Manchester United.

Sempat absennya pemain andalan seperti Richarlison dan James Rodriguez karena cedera, disinyalir jadi penyebab utama menurunnya performa Everton. Selain itu, performa para pemain yang diplot sebagai pengganti seperti Alex Iwobi, Andre Gomes hingga Gylfi Sigurdsson belum memuaskan.

Situasi yang dihadapi Everton ini pernah dialami PS Tira (Tira Persikabo saat ini) pada Liga 1 2019, bahkan lebih buruk. Klub yang bermarkas di Stadion Pakan Sari itu sempat digdaya pada awal kompetisi dengan tak terkalahkan selama 13 pertandingan putaran pertama.

Tim asuhan Rahmad Darmawan (saat itu) mampu menguasai puncak klasemen sementara dan mampu mengalahkan tim kuat seperti Persipura Jayapura, Arema FC, hingga Persija Jakarta.

Namun, pada pekan ke-14, kekuatan PS Tira runtuh. Tampil sebagai tuan rumah, klub peralihan dari Persiram Raja Ampat itu justru kalah 1-2 dari Bali United.

Setelah kekalahan tersebut, PS Tira mulai tampil tak konsisten. Bahkan, tim tersebut tak mampu meraih satu pun kemenangan dari 16 laga selanjutnya (pasca kalah dari Bali United) yang berujung pemecatan Rahmad Darmawan.

Beruntung, PS Tira mampu bangkit pada pekan ke-32 dan menang 1-0 atad Bali United. Tiga poin di kandang lawan sangat berarti karena mengamankan posisi PS Tira dari jurang degradasi dan akhirnya menempati peringkat ke-15 klasemen akhir (peringkat 16-18 degradasi).