In-depth

Sisi 'Monster' Gerardo Bedoya, Kolektor Kartu Merah Terbanyak Sepanjang Masa

Sabtu, 14 November 2020 20:28 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Gabriel Aponte/Vizzor Image/Getty Images
Gerardo Bedoya, kolektor kartu merah terbanyak sepanjang masa, bahkan ketika sudah jadi asisten pelatih. Copyright: © Gabriel Aponte/Vizzor Image/Getty Images
Gerardo Bedoya, kolektor kartu merah terbanyak sepanjang masa, bahkan ketika sudah jadi asisten pelatih.
Seperti Apa Sisi 'Monster' Gerardo Bedoya?

Ada satu kejadian yang mungkin paling diingat dari kartu merah Gerardo Bedoya. Ia sampai mendapat larangan bermain 15 pertandingan ketika membela Santa Fe di pertandingan melawan Millonarios pada tahun 2012.

Ia diusir dari lapangan setelah menyikut dan menendang pemain lawan, Johnny Ramirez. Ini adalah kartu merah ke-41 sepanjang kariernya.

Sayangnya, Bedoya seolah tidak belajar dari kesalahannya yang sudah-sudah. Ia terus mengoleksi kartu sakti tersebut sampai masa pensiunnya tiba.

Ya, semua ini tidak lepas dari perangai Bedoya yang gampang naik darah. Hal tersebut juga diungkapkan seorang jurnalis bernama Carl Worswick ketika sedang membuat program bertajuk Fifa's Futbol Mundial.

Kepada BBC Sport, Worswick mengatakan Bedoya tidak mampu menahan amarahnya dengan baik. Ia mudah terpancing dengan suasana yang ada di sekitarnya.

“Dia memiliki karakter yang eksplosif, ketika melihat kartu merah ia tidak bisa mengontrol dirinya. Ketika diusir keluar setelah 21 menit saat menjadi asisten pelatih, pada waktu itu para pemain menertawakannya,

“Mereka sudah tahu hal tersebut bakal terjadi,” jelas Worswick.

Meski dikenal lantaran predikatnya sebagai kolektor kartu merah terbanyak, bukan berarti reputasi Gerardo Bedoya hanya mentok sampai situ saja. Karena bagimanapun juga, ia adalah sosok penting di balik kesuksesan Santa Fe dan Racing Club meraih gelar juara.

Selain memenangkan titel bersama Deportivo Cali (1998), Bedoya membantu Santa Fe juara setelah 37 tahun dan kemudian Racing Club de Avellaneda, yang memenangkan Primera División di Argentina setelah 35 tahun.

“Di Santa Fe, orang-orang menyukainya karena ia adalah pemain yang suka menekel keras dengan kekuatan 100 persen. Mereka melihatnya sebagai seseorang yang bersedia melakukan apa saja,” kata Worswick lagi.

“Bedoya dihormati dan menciptakan banyak gol spektakuler, tapi dia merasa dirinya hanya diingat sebagai pemain dengan banyak kartu merah. Bagi suporter Santa Fe dan Racing, ia diingat sebagai sosok yang membantu mematahkan puasa gelar mereka.”

Selama kariernya, Gerardo Bodoya telah memperkuat 13 klub berbeda. Ia memutuskan pensiun pada tahun 2015 usai memperkuat klub asal Kolombia, Cucuta Deportivo.