In-depth

MotoGP 2020, Musim yang Harus Disesali Andrea Dovizioso Sepanjang Karier

Selasa, 17 November 2020 15:38 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Mirco Lazzari gp/Getty Images
MotoGP 2020 bisa menjadi balapan yang akan dikenang dengan penuh sesal oleh pembalap tim Ducati, Andrea Dovizioso, dalam karier balapnya. Copyright: © Mirco Lazzari gp/Getty Images
MotoGP 2020 bisa menjadi balapan yang akan dikenang dengan penuh sesal oleh pembalap tim Ducati, Andrea Dovizioso, dalam karier balapnya.

INDOSPORT.COM - MotoGP 2020 bisa menjadi balapan yang akan dikenang dengan penuh sesal oleh pembalap tim Ducati, Andrea Dovizioso, dalam karier balapnya. 

Finis di posisi ketujuh GP Valencia 2020, Minggu (15/11/20) kemarin sudah cukup bagi Joan Mir untuk mengamankan gelar juara dunia. Pesaing terdekat Mir, Fabio Quartararo, mengalami crash yang membuatnya keluar balapan tanpa poin. 

Mir pun tak terkejar di puncak klasemen MotoGP 2020 dengan koleksi 171 poin, berselisih 29 angka dari Franco Mordibelli (142 poin) yang di GP Valencia itu keluar sebagai pemenang. 

Balapan musim 2020 ini jadi salah satu balapan paling aneh dalam sejarah MotoGP. Banyak sekali hal-hal mengejutkan yang terjadi, termasuk keberhasilan Joan Mir menjadi juara dunia. 

Baik Joan Mir dan Suzukinya sendiri bahkan tak bermimpi untuk meraih juara dunia tahun ini. Maklum, selama dua dekade, MotoGP dikuasai oleh rider Honda, Yamaha, dan Ducati. 

Cederanya Marquez membuka kesempatan bagi pembalap lain untuk tampil ke depan. Hampir tiap pekannya MotoGP tampil mengejutkan. 

Sayangnya, kondisi itu tak bisa ikut dimanfaatkan oleh pembalap Ducati, Andrea Dovizioso. Sebagai pembalap senior dan juga paling difavoritkan setelah Marc Marquez, ekspektasi tinggi diberikan kepada Dovizioso. 

Apalagi setelah rival utamanya selama tiga musim terakhir itu cedera panjang. Namun, ia kalah saing dari Joan Mir, Franco Mordibelli, dan Fabio Quartararo.

Performa Menurun

Andrea Dovizioso tak cukup konsisten untuk bisa tampil baik musim ini. Padahal, pada seri ke-7 motoGP San Marino ia sempat duduk di peringkat pertama klasemen berkat menjadi juara di GP Austria. 

Akan tetapi, perlahan-lahan posisinya tergusur oleh nama-nama seperti Joan Mir, Franco Mordibelli, Fabio Quartararo, Maverick Vinales, dan bahkan Alex Rins. 

Dovizioso gagal tampil konsisten musim ini. Cuma naik podium dua kali, ia lebih sering finis di luar posisi 10 besar. Bahkan ia sempat crash di GP Catalunya. 

Performa Dovi jauh dari tiga musim terakhir di mana ia menjadi pesaing terdekat Marc Marquez. Pada 2019, ia 9 kali naik podium dan memenangi 2 balapan. Pada 2018, ia juga 9 kali naik podium, namun kali ini memenangi 4 balapan. 

Pada 2017 persaingannya dengan Marquez lebih ketat di mana ia cuma berjarak 31 poin dari pembalap Repsol Honda itu ketika keduanya sama-sama memenangi 6 balapan. Hanya bedanya, Marquez empat kali lebih banyak naik podium. 

Maka dari itu, wajar jika para fans dan Andrea Dovizioso sendiri sangat kecewa dengan hasil ini. Sebab inilah kesempatan emas ia bisa juara dunia karena selain tak ada Marquez, pada musim depan ia memutuskan hiatus alias rehat dari MotoGP.