Bola Internasional

Era Timnas Jerman Telah Usai Bersamaan dengan Gelontoran 6 Gol dari Spanyol

Rabu, 18 November 2020 09:55 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Mantan juara Piala Dunia 2014, Jerman, secara mengejutkan tumbang dari Spanyol dengan skor memalukan, 0-6. Kekalahan ini cukup mengejutkan, apalagi jika mengingat status Die Mannschaft sebagai salah satu kiblat sepak bola dunia.

Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion La Cartuja pada Rabu (18/11/20) dini hari WIB, duel Big Match tersaji saat Spanyol menjamu Jerman. Membaca nama dua tim nasional ini saja, para pembaca pasti paham gengsi di balik laga ini.

Pertemuan ini merupakan pertemuan kali kedua bagi kedua tim di ajang UEFA Nations League 2020. Di pertemuan pertama, Jerman dan Spanyol puas berbagi satu angka setelah pertandingan berakhir 1-1.

Di pertemuan kedua, banyak yang memprediksi bahwa laga ini akan berjalan seimbang. Nama besar serta banyaknya pemain mentereng di dua negara ini menjadi alasan kuat dari prediksi tersebut.

Namun Jerman dibuat tertunduk lesu dan malu oleh Spanyol (lagi). Tak tanggung-tanggung, enam gol bersarang di gawang Der Panzer yang dijaga Manuel Neuer.

Enam gol tersebut dicetak oleh 4 pemain berbeda di mana nama Ferran Torres yang baru berusia 20 tahun mampu mencetak trigol di laga ini dengan situasi yang berbeda-beda.

Tak pelak, kekalahan ini memunculkan pertanyaan. Apakah era dan dominasi Jerman di jagat sepak bola telah runtuh?

Jerman perlahan kehilangan kedigdayaannya sejak Piala Dunia 2018. Saat itu, Jerman yang berstatus juara bertahan harus tersingkir di fase grup dengan menelan 2 kekalahan.

Ada faktor khusus di balik runtuhnya hegemoni Jerman saat Piala Dunia 2018. Salah satu yang paling mencolok adalah menurunnya performa dan telatnya regenerasi pemain.

Pada 2018, Joachim Low mengandalkan sebagian pemain yang membawa Jerman juara Piala Dunia 2014. Beberapa pemain andalannya pada 2014 pun mulai mengalami penurunan performa baik di level klub maupun di level internasional.

Telatnya regenerasi pemain ini mulai berlanjut hingga 2020. Bisa dikatakan, Low masih mengandalkan sebagian pemain andalan di puncak kejayaan Jerman pada 2014 silam seperti Manuel Neuer dan Toni Kroos.

Memang di 2020 ini, Low mulai menyadari Jerman harus meregenerasi pemain. Namun kesempatan yang ia berikan terhitung telat. Dengan kata lain, 2020 ini hanya menjadi ajang coba-coba pemain baginya untuk menemukan pewaris yang tepat.

Telatnya regenerasi dan kebiasan coba-coba pemain pun membuat Jerman mengalami tren menurun di 2020. Dalam 6 laga resmi laga di 2020 ini, Der Panzer mendapat dua kemenangan dan tiga hasil imbang serta satu kekalahan yang didapat dari Spanyol dengan skor 0-6.

Laga melawan Spanyol menjadi contoh nyata bahwa Joachim Low hanya coba-coba untuk mendapat pewaris yang tepat. Di laga itu, Jerman mengandalkan duet Robin Koch dan Niklas Sule. Untuk nama pertama, pemain berusia 24 tahun tersebut baru melakukan debutnya bersama Der Panzer pada 2019 lalu.

Di level klub, ia pun tak pernah punya pengalaman bermain di level teratas dengan kompetisi ketat karena banyak bermain dengan tim semejana seperti SC Freiburg dan kini membela Leeds United yang baru promosi.

Sedangkan Niklas Sule, kerap tampil angin-anginan dan kerap menjadi opsi kedua di Bayern Munchen. Kenyataan pahit ini kian diperparah dengan stok lini belakang Jerman yakni Antonio Rudiger yang jadi cadangan bersama Chelsea dan Jonathan Tah yang ‘hanya’ membela Bayer Leverkusen.

Hal ini berbeda jauh dengan lini belakang Jerman pada 2014 yang mengandalkan duet Jerome Boateng dan Matt Hummels. Keduanya memiliki mental yang apik karena membela tim yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik.

Tak pelak kuartet Robin Koch, Niklas Sule, Phillip Max dan Mathias Ginter tak mampu menahan laju Spanyol dan membuat Neuer untuk pertama kalinya kebobolan enam gol.

Mungkin ada baiknya Joachim Low mulai serius untuk menemukan pewaris yang tepat bagi Jerman dan berhenti coba-coba. Untuk lini serang dan lini tengah, Der Panzer bolehlah berbangga diri mengingat banyaknya pemain dengan mentalitas apik.

Namun untuk lini belakang, Joachim Low harus mulai menemukan sosok yang tepat. Itupun harus ia lakukan dalam waktu cepat mengingat Euro dan Piala Dunia akan berlangsung dalam jangka waktu satu hingga dua tahun lagi.