Liga Indonesia

Sang Legenda PSMS Telah Tiada, Tumsila Kenang Kebersamaannya dengan Parlin Siagian

Rabu, 18 November 2020 00:08 WIB
Kontributor: Aldi Aulia Anwar | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Pewarta PSMS Medan
Tiga legenda PSMS Medan yang menjadi penasihat teknik, alm Parlin Siagian (kiri), Nobon Kamayudin (tengah) dan Tumsila (kanan). Copyright: © Pewarta PSMS Medan
Tiga legenda PSMS Medan yang menjadi penasihat teknik, alm Parlin Siagian (kiri), Nobon Kamayudin (tengah) dan Tumsila (kanan).

INDOSPORT.COM - Klub legendaris Perserikatan, PSMS Medan, kehilangan maestro sekaligus salah satu legenda mereka, Parlin Siagian, yang telah tiada alias wafat, Senin (16/11/20) kemarin.

Kepergian sang legenda yang dijuluki 'Si Tendangan Pisang' ini membuat rekan duetnya semasa di era Perserikatan, Tumsila, sangat sedih. Tumsila pun mengenang masa-masa bermain bersama Parlin pada era 1970-an silam.

Tumsila turut mengenang kala ia dan Parlin mengawali karier di klub lokal Medan Putra sebelum sama-sama di PSMS. Bahkan, keakraban mereka berdua tak hanya terjalin di lapangan hijau, tapi juga pekerjaan lainnya saat berdinas di kantor perpajakan.

"Dia sama saya beda beberapa tahun. Dia main di PSMS tahun 1971, saya 1967. Kami sering bersama dari awal, satu klub di Medan Putra, satu klub di Perisai, satu kantor juga, dan satu tim di PSMS. Makanya walau sudah enggak jadi pemain, kami sering ketemu," kata Tumsila kepada awak media, Selasa (17/11/20).

Saking sering bersama, Tumsila mengaku sangat klop dengan Parlin. Di lapangan, keduanya sudah tahu apa yang dibutuhkan satu sama lain. Bahkan, Tumsila mengakui sebagian besar gol yang dicetaknya dari umpan Parlin.

"Saya bikin gol dari umpan-umpan dia. Hampir semua gol saya dari dia. Saya tahu maunya dia, dia tahu maunya saya, kita sudah sangat klop," ucap Tumsila.

"Kenangannya yang tidak bisa saya lupakan saat cetak gol penentu dari umpan Parlin (laga terakhir Soeharto Cup 1972). Parlin itu gigih, kalau bola sudah sama dia, susah lawan merebut dari kakinya. Dia bawa bola bagus. Dia bisa melewati dua sampai tiga pemain," bebernya.

Lebih lanjut, Tumsila mengaku kaget mendengar kabar meninggalnya sahabatnya tersebut. Pasalnya, dua bulan ini, kondisi kesehatannya tidak fit dan harus menjalani perawatan. Namun, Parlin diketahuinya selalu menanyakan kabarnya.

"Biasanya kami ke Kebun Bunga atau Askot PSSI Medan. Tapi, belakangan ini saya sakit, saya tahu dia menanyakan saya ke abang saya. Makanya saya kaget, saya kehilangan dia (Parlin). Saya turut berduka," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, nama Tumsila dan Parlin menjadi 2 dari 3 penasihat teknik PSMS Medan dari era Perserikatan 70-an. Kini hanya tinggal Tumsila dan Nobon Kamayudin usai kepergian Parlin.