Liga Indonesia

Terkait Tarkam, Pelatih PSIS Dibuat Galau Karena Liga 1 Berhenti

Sabtu, 21 November 2020 22:05 WIB
Kontributor: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Isman Fadil
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Dragan Djukanovic selaku pelatih kepala PSIS ketika mengamati pemainnya yang tengah melakukan latihan fisik di Stadion Citarum pada Kamis (10/09/20). Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Dragan Djukanovic selaku pelatih kepala PSIS ketika mengamati pemainnya yang tengah melakukan latihan fisik di Stadion Citarum pada Kamis (10/09/20).

INDOSPORT.COM – Pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic mengaku tak bisa membendung kegiatan beberapa pemainnya yang kerap melakukan pertandingan antar kampung kerap disebut tarkam.

Menurut pelatih asal Serbia ini, berhentinya kompetisi Liga 1 membuat hampir seluruh pemain Laskar Mahesa Jenar terdampak pendapatannya karena besaran gaji yang dipangkas sesuai kemampuan manajemen klub.

“Di situasi seperti sekarang, sangat sulit untuk melarang pemain melakukan pertandingan di sebuah turnamen karena mereka sudah tidak bekerja selama sembilan bulan,” ujar Dragan yang saat ini tengah mudik ke Serbia.

“Mereka harus mencari nafkah dan pendapatan juga. Mereka cukup terdampak keuangannya. Kalau mereka tidak diperbolehkan, siapa yang bisa mengontrolnya karena situasi di Indonesia seperti ini (red-Liga 1 tidak berjalan,” imbuh mantan pelatih Borneo FC tersebut.

Dragan pun lantas berpesan kepada pemain PSIS yang memang mengikuti atau mendapat tambahan pendapatan dari tarkam untuk berhati-hati. Ia khawatir apabila anak asuhnya mendapat cedera mengingat permainan tarkam identik dengan permainan sepak bola yang kasar.

“Ini bukan sebuah ketakutan, tetapi mereka juga butuh hidup. Mereka punya keluarga. Yang jelas mereka harus sangat berhati-hati jika ikut tarkam. Ini pendapat pribadi saya,” jelas pelatih berusia 51 tahun tersebut.

Dragan juga meminta pemain PSIS untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan manajemen mengingat semua penggawa Laskar Mahesa Jenar saat ini masih terikat kontrak. Ia tidak ingin timbul masalah di kemudian hari akibat pertandingan tarkam.

“Di sisi lain, mereka punya kontrak dengan klub sehingga harus ada komunikasi. Kebijakan ada di manajemen,” pungkas Dragan.

Sebelumnya, Yoyok Sukawi selaku CEO PSIS pernah mengatakan bahwa manajemen klub memperbolehkan pemain mengikuti tarkam. Bahkan Yoyok Sukawi sendiri yang berujar bahwa ia siap mencarikan pemainnya ajang tarkam jika memang bisa menambah pendapatan.

“Biarkan saja kalau pemain mau ikut tarkam. Kami tidak masalah. Syukur-syukur kalau bisa nambah pemasukan mereka,” ujar Yoyok Sukawi saat dihubungi redaksi berita olahraga INDOSPORT.com, pada awal November silam.

“Yang penting hati-hati supaya tidak cedera dan pemain pasti tahu bagaimana batasannya,” imbuh pria yang juga anggota Exco PSSI tersebut.