In-depth

Hut Persija Jakarta 92 Tahun: Lahir dan Tumbuh Sebagai Alat Perjuangan

Sabtu, 28 November 2020 13:56 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Twitter/@StreamingGuiden/forumpersija.blogspot.com
Sebagai salah satu klub terpenting di Indonesia, Persija Jakarta memiliki sejarah panjang dalam persepakbolaan nasional baik di dalam dan luar lapangan. Copyright: © Twitter/@StreamingGuiden/forumpersija.blogspot.com
Sebagai salah satu klub terpenting di Indonesia, Persija Jakarta memiliki sejarah panjang dalam persepakbolaan nasional baik di dalam dan luar lapangan.

INDOSPORT.COM - Sebagai salah satu klub terpenting di Indonesia, Persija Jakarta memiliki kontribusi dan sejarah panjang dalam persepakbolaan nasional baik di dalam maupun luar lapangan.

Klub sepak bola legendaris Indonesia, Persija Jakarta, tengah merayakan hari jadinya yang ke-92, di hari Sabtu (28/11/20) ini. 

Sebagai sebuah klub sepak bola, usia 92 tahun tentu tidaklah main-main. Meski bukan yang tertua di Tanah Air, namun Persija menjadi salah satu tim penting dalam sejarah perkembangan sepak bola Indonesia. 

Selama berdekade-dekade, Persija dikenal sebagai tim papan atas. Hampir di tiap liga yang digelar oleh PSSI, Persija selalu jadi favorit meski pada akhirnya gagal meraih juara. 

Dan pada usianya yang ke-92 tahun, Persija pun telah meraih berbagai macam prestasi di level teratas sepak bola Tanah Air. Mulai dari gelar Perserikatan dan Liga Indonesia. 

Persija juga terhitung sangat sering menghuni pos papan atas. Banyak kesempatan tim berjuluk Macan Kemayoran ini menjadi runner-up atau pun di tiga besar/semifinal.

Namun, di balik prestasi tersebut, ada hal yang lebih penting, yakni kelahiran mereka sebagai sebuah alat perjuangan bangsa di atas lapangan hijau. 

Sepak Bola di Batavia

Sepak bola di Batavia (Jakarta) sudah cukup berkembang pada dekade 20-an di mana orang-orang Belanda dan pribumi saat itu sudah mengenal dan memainkan olahraga si kulit bundar. 

Awal mula klub Persija dimulai pada tahun 1928 tepatnya pada tanggal 28 November ketika sebuah klub bernama Voetbalbond BoemiPoetra (VBB) berdiri. Namun setahun berselang terjadi konflik antara VBB dengan Voetbalbond Batavia en Omstreken (PSSI-nya Hindia Belanda). 

VBB pun dibubarkan untuk kembali dibentuk dengan nama baru Voetbal Indonesische Jacatra (VIJ) pada 30 juni 1929. VIJ berdiri dengan harapan dapat menaungi keinginan warga pribumi dan klub lokal untuk bisa bermain sepak bola dan menandingi klub-klub milik orang Belanda di Batavia kala itu. 

VIJ sendiri dibentuk oleh dua orang tokoh dari klub-klub lokal di Jakarta, yakni Soeri (klub Setyaki) dan Alie Subrata (STER). VIJ pun terus eksis dan semakin mendapatkan nama di kancah sepak bola Jakarta. 

Penggagas PSSI

Ketika bermarkas di Petojo, VIJ meraih kejayaan di masa awalnya. Klub ini pun kemudian berkembang terus hingga menjadi salah satu wadah perjuangan bangsa lewat jalur sepak bola. 

Diinisiasi oleh Ir. Soeratin, Persija dan 6 klub lainnya di sejumlah wilayah Indonesia sepakat mendirikan federasi sepak bola sendiri yang terpisah dari Hindia-Belanda pada April 1930. 

Organisasi tersebut pun dinamakan sebagai Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) yang tak lama kemudian berubah menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) seperti yang kita kenal saat ini.

Kelahiran PSSI yang diinisiasi Persija dan 6 klub lainnya berkaitan erat dengan ranah politik dalam upaya menentang penjajahan. Mengapa? Sebab lewat olahraga, bibit nasionalisme bisa disemai kepada para pemuda-pemuda yang ikut bergabung. 

Sebagai salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi, pada 1930 PSSI menggelar kompetisi sebelum era kemerdekaan, yakni kompetisi antarklub amatir daerah di Indonesia. VIJ tentu saja jadi jagoan dengan merebut tiga gelar di dekade tersebut, yakni 1931, 1933, 1934, dan 1938.