Ketika Pelatih Timnas Vietnam Ucapkan Syahadat dan Ganti Nama Jadi Omar

Minggu, 6 Desember 2020 15:31 WIB
Editor: Isman Fadil
© David Cannon/Getty Images
Philippe Troussier merupakan pelatih Timnas Vietnam U-19. Dia juga seorang yang telah memeluk Islam dan berganti nama menjadi Omar. Copyright: © David Cannon/Getty Images
Philippe Troussier merupakan pelatih Timnas Vietnam U-19. Dia juga seorang yang telah memeluk Islam dan berganti nama menjadi Omar.

INDOSPORT.COM - Philippe Troussier merupakan mantan pesepakbola profesional dari Prancis yang kini menjabat sebagai pelatih Timnas Vietnam U-19. Dia juga seorang yang telah memeluk Islam dan berganti nama menjadi Omar.

Sebelum terjun ke dunia kepelatihan, Troussier memulai kariernya sebagai bek di Liga Prancis. Troussier memperkuat AS Choisy-le-Roi pada 1974 atau saat usianya menginjak 19 tahun.

Selama bertahun-tahun dari 1975 hingga 1983, Troussier bermain untuk RC Joinville, Angouleme, Redstar 93, dan Rouen. Tim profesional terakhirnya adalah Stade de Reims sebelum akhirnya masuk karier kepelatihan.

Debut Philippe Troussier sebagai pelatih terjadi pada musim 1983/1984, dimana dia menangani klub Liga Prancis, INF Vichy. Pelatih yang kini berusia 65 tahun itu berhasil membawa timnya itu finish di peringkat kedua liga.

Semusim berselang, Troussier bergabung dengan tim amatir Prancis, CS Alencon, sekaligus belajar mengelola manajemen klub.

Namun kiprah Troussier di CS Alencon tidak berlangsung lama. Dia kemudian kembali ke mantan klubnya untuk membesut Redstar 93 pada musim 1987/1988 hingga akhirnya hengkang pada tahun 1989.

Tinta Emas di Afrika

Setelah Prancis, Philippe Troussier mencoba peruntungannya melatih di Afrika. Klub raksasa asal Pantai Gading, ASEC Mimosas, menjadi tim pertama Troussier sebagai langkah awal kariernya di Benua Hitam.

Tangan dingin Troussier sempat membuat ASEC Mimosas tidak terkalahkan di liga. Selain Pantai Gading, Troussier juga pernah menangani klub dari Maroko, Nigeria, dan Burkina Faso.

Puncak karier Troussier di benua Afrika terjadi saat pindah ke Afrika Selatan dengan menangani klub Kazier Chiefs dan Timnas Afrika Selatan. Sayang, dia tidak bisa membawa timnas berjuluk Bafana Bafana berprestasi di Piala Dunia 1998.

Troussier pun mundur sebagai pelatih Timnas Afrika Selatan usai Piala Dunia 1998. Dia mendapatkan julukan 'Penyihir Putih' karena kesuksesannya di sepak bola Afrika.

Pahit Manis di Asia

Troussier pindah ke Asia setelah mendapatkan tawaran dari asosiasi sepakbola Jepang. Di Negeri Matahari Terbit itu, dia dipercaya menangani Timnas Jepang.

Pria kelahiran Paris, Prancis, itu diberi target bisa membawa Jepang tampil maksimal di Piala Dunia 2002 sebagai tuan rumah. Namun Troussier mengalami kendala saat memoles Hidetoshi Nakata dan kawan-kawan, yakni bahasa.

Troussier pun harus 'turun gunung' menangani Timnas Jepang U-20 di Piala Dunia Junior pada tahun 1999. Lagi-lagi, tangan dinginnya pun sukses membawa Samurai Biru menembus final ajang tersebut, sebelum akhirnya kalah 0-4 dari Spanyol pada partai puncak.

Di level senior, Philippe Troussier juga sukses dengan Jepang di Piala Dunia 2022 dengan menembus babak 16 besar.

Sukses di Jepang, Troussier menerima tantangan dengan membesut Qatar. Sayang, dia gagal membawa salah satu negara Timur Tengah itu lolos ke Piala Dunia 2006 dan akhirnya dipecat.