In-depth

Man United vs Leeds United, Ketika Sepak Bola Bangkitkan Memori Perang Saudara Berdarah di Inggris

Sabtu, 19 Desember 2020 14:55 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Shaun Botterill/Getty Images
Manchester United akan menjamu Leeds United, Minggu (20/12/20) malam WIB. Siapa sangka, duel ini terkait erat dengan sebuah perang saudara berdarah di Inggris. Copyright: © Shaun Botterill/Getty Images
Manchester United akan menjamu Leeds United, Minggu (20/12/20) malam WIB. Siapa sangka, duel ini terkait erat dengan sebuah perang saudara berdarah di Inggris.

INDOSPORT.COMManchester United akan menjamu Leeds United, Minggu (20/12/20) malam WIB. Siapa sangka, duel ini terkait erat dengan sebuah perang saudara berdarah di Inggris.

Memasuki pekan keempat belas di Liga Inggris musim ini, duel seru akan terjadi pada Minggu (20/12/20) pukul 23:30 WIB. Manchester United akan menjamu salah satu tim promosi, Leeds United.

Sempat tertatih di awal musim, Setan Merah berubah menjadi spesialis comeback dan bertengger di peringkat 6 klasemen. Sementara itu, meski masih tertahan di posisi 13, Leeds United membawa kesegaran di Liga Inggris dengan tampil atraktif dan tak kenal takut.

MU memburu kemenangan di laga ini demi membidik peluang tembus ke empat besar. Pasalnya, 3 tim yang ada di atas mereka menghadapi laga sulit, dengan Southampton menjamu Man City sedangkan Tottenham bertemu Leicester.

Sementara itu, Leeds yang tak punya beban akan tetap tampil lepas seraya mengincar kelemahan MU yang baru menang satu kali dari enam laga kandang di liga musim ini.

Laga ini menjadi pertemuan pertama kedua tim di Liga Inggris setelah 16 tahun lalu, tepatnya Februari 2004. Setelah itu, Leeds terdegradasi sehingga kedua tim berpisah divisi. Meski demikian, di Piala Liga mereka pernah bersua pada Piala Liga di tahun 2011.

Derby Mawar dan Kenangan Perang Saudara

Lama terpisah divisi sehingga jarang bertemu membuat banyak pihak tak menyadari rivalitas panas antara kedua tim. Padahal, hubungan Manchester United dan Leeds United bahkan terkait dengan sebuah peristiwa kelam di sejarah Inggris.

Duel MU vs Leeds memiliki julukan Roses Derby alias Derby Mawar. Nama ini berasal dari peristiwa perang saudara yang terjadi pada abad ke-15, tepatnya 1455-1487, yang kemudian dikenal sebagai The War of The Roses alias perang mawar.

Dalam peristiwa itu, keluarga Lancaster yang bersimbol mawar merah berebut kekuasaan dengan keluarga York yang bersimbol mawar putih. Perang yang memakan korban ribuan jiwa itu baru berakhir setelah Raja Henry VII yang berasal dari Lancashire menikahi Elizabeth, putri Edward IV yang berasal dari Yorkshire. 

Meski demikian, kegetiran antara kedua wilayah itu tidak sepenuhnya padam, sehingga berimbas pada persaingan Manchester United yang bermarkas di Lancashire dan Leeds yang berasal dari Yorkshire. Fakta kedua tim memiliki seragam utama merah dan putih pun semakin menyalakan rivalitas itu.

Di sisi lain, rivalitas antara Manchester United juga terjadi di sektor bisnis. Pada era Revolusi Industri, kedua kota itu kerap terlibat dalam persaingan, termasuk dalam menarik perusahaan untuk berinvestasi di kedua kota tersebut.

Rivalitas di Sepak Bola

Sebagai klub sepak bola, tentu persaingan kedua tim juga terjadi di lapangan hijau. Namun, hal unik terjadi di era 1950 hingga 1970-an ketika sepasang kakak adik menjadi andalan di masing-masing kubu, yakni Bobby Chartlon di Manchester United dan adiknya Jack Charlton di Leeds.

Pada 1978, hubungan kedua tim memanas setelah dua bintang Leeds united, Joe Jordan dan Gordon McQueen, hijrah ke Manchester United.

Kedua tim juga sempat bersaing ketat memperebutkan gelar juara pada musim 1991/1992, alias musim terakhir sebelum era Liga Primer Inggris. Ketika itu, Leeds-lah yang keluar sebagai juara, salah satunya berkat peran Eric Cantona.

Namun, musim berikutnya Cantona membuat kejutan dengan mendadak pindah dari Leeds ke MU di tengah musim dan kemudian berhasil membawa tim barunya itu menjadi juara.

Seolah belum cukup, beberapa tahun kemudian MU lagi-lagi membajak bintang Leeds United, yakni Rio Ferdinand pada 2002 dan Alan Smith 2004, sehingga kebencian dan rivalitas antara kedua tim terus menyala hingga saat ini.