Liga Indonesia

Gelandang Bali United Ingin Kembangkan Sepak Bola di Tarakan

Senin, 28 Desember 2020 18:47 WIB
Kontributor: Nofik Lukman Hakim | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Gelandang Bali United, M Taufiq, sudah menuntaskan kursus pelatih lisensi C AFC di Bali. Ketika nanti pensiun dan menjadi pelatih, Taufiq tertarik untuk mengembangkan sepak bola di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Taufiq merupakan pesepak bola sukses asal Kalimantan. Namun, dia berkembang menjadi seorang profesional di Kota Surabaya. Taufiq harus merantau sejak lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP), agar kesempatan menjadi pesepakbola lebih terbuka.

Di Kota Pahlawan, Taufiq sukses meraih mimpinya. Dari klub internal Assyabaab, Taufiq kemudian membela Persebaya Surabaya, PSIM Yogyakarta, Persib Bandung dan kini Bali United.

Taufiq meraih kesuksesan sebagai pemain. Gelar ISL 2014 didapat bersama Persib dan gelar Liga 1 2019 didapat bersama Bali United. Kini, Taufiq membuka kans untuk menjadi seorang pelatih.

Taufiq mengambil lisensi C AFC di Bali. Dia mengikuti kursus bersama rekan setimnya di Bali United, Fadil Sausu. Lisensi ini bukan pertanda pensiun. Lisensi ini menjadi modal ketika nanti gantung sepatu.

"Mumpung ada kesempatan saat kompetisi lagi libur, saya bisa belajar di kursus kepelatihan. Banyak sekali pengalaman dan ilmu yang saya dapat. Saya punya suatu keinginan buat ke depannya mengamalkan ilmu yang sudah didapat," ucap Taufiq, Senin (28/12/20).

Taufiq belum berpikir untuk pensiun dalam waktu dekat. Saat ini dia masih fokus untuk meraih prestasi bersama Bali United. Namun, ketika nanti pensiun dan jadi pelatih, Taufiq punya keinginan untuk mengembangkan bakat besar di Tarakan.

"Saya punya keinginan besar bisa mengembangkan sepak bola di kampung halaman. Pastinya saya tahu di sana banyak pemain berbakat dan punya potensi. Cuma mereka kurang support saja dan kurangnya pembinaan sepak bola di sana," tutur Taufiq.

Ilmu bukan saja didapat dari kursus pelatih. Selama bermain pun, Taufiq sudah pernah merasakan sentuhan pelatih-pelatih berprestasi, seperti Jacksen F Tiago, Sofyan Hadi, Djadjang Nurdjaman dan Stefano Cugurra Teco.

"Pastinya saya banyak mengambil ilmu dari pelatih-pelatih yang berpengalaman selama saya bermain. Semua pelatih punya kualitas masing-masing. Dari situ kita bisa belajar," jelasnya.

Masih ada beberapa tahun lagi bagi gelandang 34 tahun ini meraih prestasi sebagai pemain. Ketika nanti benar-benar gantung sepatu, dia bisa menentukan pilihan.