In-depth

Depok United FC, Anak 'Kurang Gizi' yang Ditelantarkan Orang Tuanya

Senin, 4 Januari 2021 21:45 WIB
Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Depok United FC. Klub yang identik dengan warna hijau ini termasuk salah satu dari empat peserta Liga 3 Zona Jawa Barat asal Kota Belimbing selain Persikad 1999, Persipu FC, dan pendatang baru Depok City FC.

Dibandingkan ketiga rival sekota, Depok United FC bahkan tergolong paling tua. Mereka tercatat didirikan sejak Maret 2013 oleh Ujang Suhanda, seorang eks pesepak bola era Galatama (1980-an), bersama mantan Wakil Wali kota Depok, Yuyun Wirasaputra.

Ada pun Persipu FC terdaftar sebagai klub anggota Askot PSSI Depok pada 2017, lalu Depok City FC baru eksis usai melakukan akuisisi terhadap Persebam Bogor awal November 2020. Satu rival lain, Persikad 1999, barangkali sudah familiar, tapi faktanya klub ini baru berdiri sekitar dua tahun silam alias 2019.

Persikad 1999 bukanlah Persikad Depok yang telah berdiri sejak era Perserikatan lantaran penyandang nama terdahulu belakangan berganti kepemilikan dan mengubah identitasnya menjadi Bogor FC pada 2018 (sekarang malah sudah kembali bertransformasi menjadi Sulut United).

Sayang, lebih senior bukan berarti lebih bagus dan rapi pengelolaannya. Depok United FC malah bisa dikatakan tertinggal cukup jauh dari Persipu FC dan Persikad 1999 dalam urusan pelaksanaan kegiatan di luar kompetisi resmi, terutama selama jagat sepak bola Tanah Air mati suri akibat pandemi virus corona sejak pertengahan Maret 2020.

Di saat Persipu FC dan Persikad 1999 (Depok City FC belum masuk hitungan karena statusnya baru berdiri) masih berusaha melaksanakan laga uji coba selama pandemi untuk sekadar menjaga kondisi pemain, Depok United FC justru sama sekali tidak melakukan apa-apa. 

Pemandangan yang paling mudah dilihat adalah di akun Instagram resmi masing-masing klub. Persipu FC dan Persikad 1999 rutin mengunggah potret kegiatan mereka, sementara tampilan terkini Depok United FC tercatat pada 14 September 2019 saat masih bertarung di Liga 3 zona Jawa Barat Seri 1.

Ironisnya, Depok United FC masih kalah aktif dengan klub 'ingusan' yang bahkan eksistensinya belum diakui oleh Askot PSSI setempat, yakni RB Depok FC.

Tim penebar sensasi (pernah memakai nama Red Bull tanpa izin) ini diketahui sempat mengunggah ucapan Selamat Tahun Baru di akun Instagram resmi, @rbdepokfc, Kamis (31/12/20).

Berdasarkan penelusuran INDOSPORT, Depok United FC rupanya sedang mengalami masalah yang cukup pelik. Mereka seakan-akan ditelantarkan oleh petinggi-petinggi klub tanpa ada niatan untuk mencari sumber pendanaan atau investor menjelang musim baru.

"Saya tegaskan bahwa Depok United FC masih eksis, tapi ya seperti ini keadaannya. Kami diperintahkan untuk mengikuti Liga 3, tapi kompetisi batal digelar. Seluruh kegiatan klub pun distop agar bisa menghemat pengeluaran," kata Sekretaris Klub, Ujang Suhanda, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Sabtu (2/1/21).

"Saya sendiri heran. Sebenarnya Depok United FC ini mau dibawa ke mana. Saya sih sebagai orang yang ikut mendirikan klub pada 2013 ingin nama kami bisa terus berkibar, meski sebatas kontestan Liga 3 dan berstatus amatir," cetusnya.

Menurut pengakuan Ujang, sosok yang bertanggung jawab mengelola Depok United FC selain dirinya adalah Yuyun Wirasaputra. Namanya tentu tidak asing di telinga masyarakat Depok karena pernah menjabat Wakil Wali kota periode 2006-2011 menemani Nur Mahmudi Ismail.

Namun, kerja keras Ujang dan Yuyun tak diikuti oleh orang-orang di sekitarnya yang menduduki jabatan tinggi dalam struktur kepengurusan Depok United FC, antara lain Didi Sumitro (Wakil Ketua), Jaya Kusuma (Wakil Ketua), dan Budi Raharja (Bendahara). Ketiganya disebut kurang memperhatikan klub.

Ujang Suhanda bahkan blak-blakan mengakui bahwa urusan finansial dan operasional Depok United FC banyak menerima bantuan dari pihak eksternal yang notabene kenalannya, termasuk Wakil Wali kota Depok periode 2016-2021 sekaligus Cawalkot 2021-2026, Pradi Supriatna.

"Bang Pradi sangat banyak membantu kami ketika mengikuti kompetisi Liga 3. Ada juga teman saya pak Anwar Taher yang kebetulan bekerja di Polda Metro Jaya, tapi dia domisili Depok," ungkap Ujang.

"Kesimpulannya, Depok United ini ibarat anak kecil kelaparan yang ditelantarkan oleh orang tuanya. Kurang lebih seperti itu," pungkas pria yang profesi utamanya adalah pegawai Kementerian Perindustrian RI di lingkup Politeknik Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta tersebut.

Sekadar mengingatkan, Depok United FC akan mengarungi musim baru Liga 3 dari babak play-off Seri 1 zona Jawa Barat. Mereka akan saling sikut satu sama lain dengan Persima Majalengka dan Persitas Tasikmalaya untuk menghindari degradasi ke Seri 2.