In-depth

Marko Grujic, 'Korban' Kata-Kata Manis Liverpool yang Berujung Pahit

Sabtu, 9 Januari 2021 21:34 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Marko Grujic mungkin bisa dibilang salah satu pemain yang paling menderita di klub Liga Inggris, Liverpool.

Ketika para bintang lapangan hijau berlomba-lomba jadi yang terbaik demi direkrut klub besar, Grujic cukup beruntung ketika The Reds meliriknya pada tahun 2016. Apalagi, ia adalah rekrutan pertama Jurgen Klopp usai mendarat di Anfield. 

‘Menjadi yang pertama’ adalah kata-kata manis yang bisa membuat hati seseorang berbunga-bunga dan percaya diri karena diperlakukan sebagai prioritas. Akan tetapi, hal ini sepertinya tidak berlaku untuk Grujic.

Dunia sepak bola juga tidak kalah kejamnya seperti yang lain, di mana para pemain harus bersaing ketat demi meraih prestasi, mencapai popularitas, maupun menjadi pilihan utama di skuat senior sebuah klub atau Timnas.

Grujic adalah salah satu contoh pemain yang jadi pilihan pertama untuk direkrut namun pada akhirnya harus berakhir miris. Ya, ia masih berstatus pemain Liverpool, tapi lihat saja untuk siapa ia bermain selama bertahun-tahun ini.

Sejak merapat ke Anfield pada tahun 2016, Grujic menjelma sebagai pemain spesialis pinjaman, bahkan sampai saat ini. Tercatat, ia sudah pernah merumput di Red Star Belgrade, Cardiff City, Hertha Berlin, dan Porto.

Berbicara soal nasibnya di Liverpool, Grujic sendiri sudah telanjur bingung dengan sikap Jurgen Klopp dan pihak klub. Mereka sudah berbicara dari hati ke hati dan pemain Timnas Serbia tersebut pun selalu mendapat pesan bernada positif.

“Tentu saya tahu mereka memercayai saya. Dalam setiap pembicaraan, apakah itu Klopp atau salah satu direktur, mereka selalu mengingatkan bahwa saya adalah pemain penuh potensi,” ujar Grujic, seperti pernah diwartakan Liverpool Echo.

“Akan tetapi, ketika saya masuk ke sistem saya ternyata tidak mendapat kesempatan. Ini membuat saya sedikit bingung,” jelasnya lagi.

Apa yang dirasakan Marko Grujic tentu dapat dimaklumi dan mungkin bukan satu atau dua kali saja ia bertanya pada diri sendiri, apakah ia benar-benar diinginkan di klub ini? Kalau memang berpotensi, mengapa ia justru dianggurkan?

Entah apa pertimbangan yang ada di benak Klopp maupun Liverpool terkait Grujic. Meskipun terkesan sedikit ‘jahat’ karena terus-terusan melemparnya ke klub lain, setidaknya The Reds tidak membiarkannya gigit jari di bangku cadangan dan makan gaji buta.

Hanya saja, setiap pesepak bola tentu tidak ingin terus hidup dalam harapan palsu bahwa dirinya mungkin akan bersinar suatu hari nanti. Apalagi, ketika tidak memiliki status yang jelas tentang posisinya di tim.

Demikian pula dengan Marko Grujic, yang belum lama ini mengaku sedikit terpengaruh dengan kedatangan Thiago Alcantara dari Bayern Munchen.

Merapatnya Alcantara ke Anfield pun membuat Grujic mulai memikirkan masa depannya di Liverpool dan mencari tempat pelabuhan anyar yang lebih baik. Kata-kata manis dari kubu The Reds pun seolah tidak mempan lagi untuknya.

“Setelah dua tahun di Bundesliga (dipinjamkan ke Hertha Berlin), saya kembali ke Inggris sebagai pemain yang lebih dewasa, itulah yang mereka katakan kepada saya di Liverpool,” kata pemain berusia 24 tahun ini.

“Tapi saat Thiago Alcantara datang, saya merasa tidak akan ada tempat lagi bagi saya, saya tidak ingin bertaruh. Sekarang banyak pemain yang cedera di Anfield, saya harusnya mendapat kesempatan tapi saya tidak bisa melihatnya,” tambahnya lagi.

Sudah direkrut sejak tahun 2016, Grujic pada akhirnya menorehkan gol pertamanya bagi Liverpool pada 2020 ketika bermain melawan Lincoln City bulan September lalu. Ya, butuh bertahun-tahun baginya hingga berhasil mencatatkan namanya di papan skor.

Saat ini, Grujic masih terus menapaki nasibnya sebagai pemain pinjaman. Kali ini ia berpetualang ke Porto dengan durasi peminjaman selama satu musim.