In-depth

Gonzalo Villar, Mesin Anyar Murah Meriah di Lini Tengah AS Roma

Selasa, 12 Januari 2021 18:25 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Giuseppe Maffia/NurPhoto via Getty Images
Memasuki musim keduanya, Gonzalo Villar menjelma jadi mesin di lini tengah AS Roma. Padahal, ia diboyong dengan harga sangat murah, 4 juta euro (Rp68 miliar). Copyright: © Giuseppe Maffia/NurPhoto via Getty Images
Memasuki musim keduanya, Gonzalo Villar menjelma jadi mesin di lini tengah AS Roma. Padahal, ia diboyong dengan harga sangat murah, 4 juta euro (Rp68 miliar).

INDOSPORT.COM – Memasuki musim keduanya, Gonzalo Villar menjelma jadi mesin di lini tengah AS Roma. Padahal, ia diboyong dengan harga sangat murah, 4 juta euro (Rp68 miliar).

Hanya finis di peringkat kelima klasemen Serie A Italia musim lalu, AS Roma tampil mengejutkan di musim ini. Anak asuh Paulo Fonseca itu bertengger di peringkat 3 klasemen sementara dengan 34 poin dari 17 pertandingan, tertinggal tiga dan enam poin dari Inter Milan dan AC Milan, serta unggul dari Juventus.

Teranyar, AS Roma bermain imbang 2-2 dengan Nerazzurri di kandang sendiri setelah sempat tertinggal 1-2 hingga menit ke-85. Serangan tak kenal lelah Giallorossi berbuah gol Gianluca Mancini di menit ke-86 yang menggagalkan kemenangan Inter.

Seiring performa menawan AS Roma, sorotan banyak tertuju kepada lini serang mereka mulai dari Henrikh Mkhitaryan, Edin Dzeko, hingga bintang anyar Pedro Rodriguez. Hal ini terbilang wajar mengingat ketiganya secara total telah mencetak 21 gol untuk tim serigala di semua kompetisi

Meski demikian, ada satu nama yang juga menjadi motor kesuksesan Giallorossi sejauh ini. Sosok tersebut adalah gelandang Gonzalo Villar.

Diboyong Murah dari Klub Kasta Kedua Spanyol

Gonzalo Villar datang ke AS Roma pada Januari 2020. Ia diboyong dari klub kasta kedua LaLiga Spanyol alias Segunda Division, yakni Elche. Ketika itu, Giallorossi bahkan menebusnya dengan harga sangat murah yakni 4 juta euro (Rp68 miliar).

Di musim pertamanya di luar Spanyol, yang juga musim pertamanya bermain di kasta tertinggi, Villar tak langsung jadi pemain utama. Sepanjang sisa 2019-2020, ia hanya tampil 11 kali di semua kompetisi, karena kalah bersaing dengan Amadou Diawara dan masih harus beradaptasi.

Namun, situasinya mulai berubah di musim ini. Sempat hanya menjadi pemain pengganti di awal musim, mulai November lalu Villar mulai menjadi pilihan utama Paulo Fonseca di lini tengah, tepatnya di sektor gelandang bertahan.

Ia pun membayar kepercayaan itu dengan sangat baik. Meski minim assist dan gol, pemain 22 tahun ini sukses menjadi motor di lini tengah AS Roma.

Piawai Bertahan dan Menyerang

Sebagai gelandang bertahan, Villar menjadi pemain pertama yang menghentikan serangan lawan, sekaligus menjadi pemain pertama yang memulai serangan AS Roma.

Hal ini dapat terlihat di dua penampilan terbarunya bersama Giallorossi, yakni ketika menghadapi Crotone dan Inter Milan di Serie A Italia.   

Di laga melawan Crotone, dari segi defensif Villar mencatatkan tiga intersep, melakukan empat tekel dan delapan ball recovery, serta memenangi 12 duel. Dari segi penyerangan ia mencatatkan akurasi umpan 97 persen dan melepaskan lima umpan panjang akurat dari enam percobaan.

Sementara itu, ketika melawan Inter Milan yang punya kualitas lebih baik daripada Crotone, penampilan Villar tidak lantas menurun.

Ia sukses melakukan tiga tekel dan memenangi enam duel, serta mencatatkan akurasi umpan 89,2 persen, termasuk tiga umpan panjang akurat dari tiga percobaan dan dua umpan kunci.

Performa bagus Villar terbantu dengan strategi Fonseca yang lebih mengandalkan serangan balik alih-alih penguasaan bola, sehingga lebih cocok dengan atribut yang ia miliki.

Manajemen AS Roma sendiri mulai merencanakan memberinya kontrak baru. Tak hanya sebagai bentuk apresiasi, tapi juga dilakukan demi mencegah kepergiannya dalam waktu dekat mengingat ia sudah jadi incaran Fiorentina dan Lyon.

Meski demikian, di masa depan akan sulit memagari Villar dari buruan tim-tim papan atas Eropa jika ia terus mempertahankan performa menawannya.

Sementara itu mari berharap sang gelandang muda bisa terus tampil baik. Bukan tidak mungkin, Giallorossi bisa menjadi pesaing untuk merebut scudetto Serie A Italia musim ini berkat ketangguhan Villar di lini tengah, dan ketajaman trio Dzeko, Mkhitaryan, dan Pedro di lini depan.