In-depth

5 Alasan Manchester City Kembali Mengudara di Liga Inggris

Sabtu, 6 Februari 2021 17:16 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Dave Thompson/PA Images via Getty Images
Selebrasi gol Ilkay Gundogan di laga Manchester City vs Newcastle United Copyright: © Dave Thompson/PA Images via Getty Images
Selebrasi gol Ilkay Gundogan di laga Manchester City vs Newcastle United
2. Perubahan Taktik di Lini Tengah

Datangnya pemain berkarakter seperti Dias membuat Pep Guardiola membuat taktik berbeda . Biasanya, Guardiola memainkan dua gelandang pivot seperti Rodri dan Fernandinho untuk mengcover lini belakang.

Dua gelandang pivot ini akan dibantu oleh winger di kanan dan kiri saat menghadapi serangan balik. Hadirnya Dias, membuat skema ini diubah.

Malahan Guardiola memainkan Ilkay Gundogan sebagai salah satu gelandang pivot. Tugasnya bukan untuk bertahan, melainkan menjadi gelandang box-to-box.

Gundogan seperti menjadifigur penting di balik kebangkitan Man City. Bahkan, torehan golnya sebagai gelandang box-to-box terbilang tak masuk akal. Dalam 10 laga Liga Inggris terakhirnya, ia melesakkan tujuh gol.

Guardiola pun percaya dengan kemampuan Dias dalam mengurus pertahanan sehingga mampu merubah taktik di lini tengah untuk sedikit menyerang. Tak salah jika kini barisan tengah Man City terbilang tajam.

3. Phil Foden

Siapa sangka jika Phil Foden menjadi salah satu kunci kebangkitan Man City. Perubahan taktik Guardiola dalam menyerang nyatanya membutuhkan pemain seperti Foden.

Cederanya para pemain pilar membuat Guardiola harus bongkar pasang pemain. Dan Foden mendapat berkah karena di saat tak ada penyerang, Raheem Sterling bertindak sebagai penyerang dan Foden harus mengisi posisi sayap.

Guardiola yang paham akan potensi wonderkidnya membuat perubahan di mana wingernya berubah menjadi Inverted Winger yang menguasai sisi lapangan dan memberi ruang untuk Gundogan serta winger lainnya masuk ke sepertiga lapangan.

Kemampuan dribelnya cukup mumpuni untuk menjadi seorang Inverted Winger. Selain itu, dari segi playmaking, ia mampu membuat banyak peluang dengan 18 peluang di tiap 3.2 laga.

4. Joao Cancelo

Joao Cancelo menjadi salah satu pemain yang melengkapi perubahan permainan Man City. Ia bahkan menjadi andalan Guardiola untuk menyisir sayap dan membuat peluang dari lebar lapangan.

Dibanding para bek sayap sebelumnya, Cancelo menjadi pemain paling vital di skema anyar Guardiola. Ia mampu menjadi kreator dan juga solid dalam bertahan.

Cancelo tercatat sebagai pemain ketiga Man City dalam statistik bertahan dan menyerang. Dalam bertahan, ia melakukan intersep sebanyak 24 kali disertai merebut bola sebanyak 88 kali.

Kehadirannya dalam bertahan membuat tim yang mengawali serangan dari sisi lapangan mati kutu.

Selain itu, Cancelo juga apik dalam menyerang di mana ia melepaskan 1108 operan, 31 kali membuat peluang, dan melakukan 49 dribel.

5. Juanma Lilo

Juanma Lilo bukanlah orang yang cukup disebut dalam kebangkitan Man City. Namun kehadirannya menggantikan Mikel Arteta sebagai asisten banyak membantu Guardiola.

Lilo adalah mantan pelatih Real Oviedo dan bertemu Guardiola pada 1996. Keduanya berteman sejak saat itu.

Bahkan Guardiola rela bermain di Meksiko bersama Dorados de Sinaloa demi bermain di bawah arahan Lilo.

Disebutkan, Lilo menjadi sosok berpengaruh kedua setelah Johan Cruyff dalam taktik Guardiola. Kedatangannya pun memberi warna dalam skema Man City baik dalam bertahan dan menyerang.