Bola Internasional

Mengenang Kiprah Gignac di Eropa, Batu Sandungan Bayern Raih Sextuple

Kamis, 11 Februari 2021 13:42 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor:
© Gaston Szermann/DeFodi Images via Getty Images
Kiprah Andre-Pierre Gignac di Eropa bisa membuat Tigres UANL tampil sebagai kejutan sekaligus mengancam ambisi Bayern Munchen meraih sextuple tahun ini. Copyright: © Gaston Szermann/DeFodi Images via Getty Images
Kiprah Andre-Pierre Gignac di Eropa bisa membuat Tigres UANL tampil sebagai kejutan sekaligus mengancam ambisi Bayern Munchen meraih sextuple tahun ini.

INDOSPORT.COMAndre-Pierre Gignac adalah sosok di balik kegemilangan Tigres UANL menembus final Piala Dunia Antarklub 2020 yang juga menjadi batu sandungan Bayern Munchen meraih sextuple tahun ini.

Kegemilangan Gignac yang saat ini nangkring di urutan teratas daftar top skor Piala Dunia Antarklub dengan 3 gol dan mengungguli Robert Lewandowski yang baru bisa mencetak 2 gol disebut-sebut bisa menjadi batu sandungan Bayern Munchen dalam usahanya untuk bisa menjadi kampiun sekaligus meraih 6 gelar tahun ini.

Gignac adalah sosok penyerang komplit yang berhasil mencuri perhatian khalayak pecinta sepakbola Eropa lewat penampilan moncernya di Ligue 1 bersama Toulouse dan Marseille.

Kiprah bomber veteran berusia 35 tahun ini berawal dari Lorient, klub semenjana Prancis yang saat ini bertengger di posisi ke-17 dalam daftar klasemen Ligue 1.

Butuh 3 tahun untuk Gignac sebelum kemudian ia diboyong oleh Toulouse pada tahun 2007. Salah satu periode terbaik di dalam karir sepakbolanya.

Bersama Toulouse dari tahun 2007-2010, Gignac berhasil mencatatkan 100 penampilan dengan 35 gol dan sempat dinobatkan sebagai top skor sepanjang masa klub sebelum rekor tersebut dipecahkan oleh Wissam Ben Yedder.

Puncak karir dan popularitasnya didapat kala memutuskan untuk merapat ke Marseille pada tahun 2010. Bersama klub tradisional Prancis itu, dirinya berhasil meraih 2 trofi Coupe de la Ligue (Piala Liga Prancis) secara beruntun pada musim 2010/11 dan 2011/12.

Selama 5 tahun di Marseille, Gignac sukses mencetak 59 gol dari 155 penampilan dan disebut-sebut menjadi salah satu bomber Ligue 1 yang paling ditakuti pada jamannya.

Ia mengambil keputusan besar pada tahun 2015, kala memutuskan untuk merapat ke Tigres UANL alih-alih hijrah ke klub Eropa lainnya.

Ambisi untuk mencicipi Copa Libertadores dan pengalaman sepakbola Benua Amerika menjadi alasan utama di balik kepindahan Gignac.

Bersama Tigres, Gignac membuktikan jika dirinya belum habis sepenuhnya. Gelontoran 3 gol yang telah ia torehkan menjadi peringatan untuk Bayern Munchen agar tetap waspada.

Bisa saja pemilik 100 gol di Ligue 1 ini membuat Bayern Munchen gigit jari dan gagal meraih sextuple yang mereka idam-idamkan.

Sementara bagi Tigres, jejak karir Gignac di Eropa bisa membantu mereka muncul sebagai kejutan dan menjadi kampiun Piala Dunia Antarklub menyusul langkah Corinthians, Sao Paulo, dan Internacional sebagai klub non-Eropa yang sukses dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia.