In-depth

Barcelona Masih Bisa Remontada, Ronald Koeman kok Sudah Nyerah?

Kamis, 18 Februari 2021 19:41 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© (Photo by David Ramos/Getty Images)
Lionel Messi (kiri) dan Kylian Mbappe di leg kedua 16 besar Liga Champions. Copyright: © (Photo by David Ramos/Getty Images)
Lionel Messi (kiri) dan Kylian Mbappe di leg kedua 16 besar Liga Champions.
Belajar dari Remontada

Pada musim 20156-2017 lalu Barcelona pernah melakukan comeback dramatis saat berjumpa Paris Saint-Germain. Kelak, comeback itu akan diingat terus sebagai La Remontada alias "The Comeback".

Pertemuan antara Barcelona menghadapi PSG memang pantas disebut sebagai duel klasik di Liga Champions era modern. Sebab, satu dekade lalu kedua tim bertanding sebanyak empat kali di fase gugur.

Yakni pada 2014/15 dan 2016/2017. Dari dua kesempatan itu, musim 2016/17 adalah yang paling melegenda. 

Sebuah comeback luar biasa yang sukses dilakoni oleh Barcelona. Bagaimana tidak, pada pertemuan pertama di babak gugur musim 2016/2-17, Barcelona digunduli dengan skor 4-0 di Parc des Princes. 

Banyak pihak beranggapan skuad asuhan Ernesto Valverde saat itu hampir pasti tidak lolos ke babak selanjutnya. Namun, tepat tiga pekan kemudian, El Barca melakukan malam yang ajaib di Camp Nou. 

Mengusung misi balas dendam alias Remontada, Barcelona sukses menjungkalkan PSG dengan cara luar biasa. Kala itu, Blaugrana masih memiliki sosok Neymar Jr. yang masih membela juara Liga Spanyol itu. 

Barcelona tampil spartan dan dominan hingga unggul 2-0 di babak pertama. Lalu, comeback semakin nyata ketika mereka menambah satu gol di babak kedua menjadi 3-0. 

Namun, Barca sempat terjepit ketika Edinson Cavani memperkecil kedudukan menjadi 3-1. Itu artinya, Barcelona minimal harus mencetak tiga gol lagi supaya bisa menyingkirkan PSG yang unggul produktivitas gol tandang. 

Situasi semakin sulit bagi Barca ketika pertandingan sudah memasuki menit ke-86. Skor 5-1 tak cukup untuk meloloskan mereka. 

Namun, momen ajaib dimulai. Pada menit ke-87 Neymar mencetak satu gol tambahan untuk mengubah skor menjadi 4-1. Lalu tepat pada menit injury time 90+1, Neymar menambah lagi golnya menjadi 5-1. 

Artinya Barca tinggal butuh satu gol lagi untuk menjungkalkan PSG. Ketika tamunya mulai di atas angin ketika laga memasuki menit 90+5, tiba-tiba aksi heroik dilakukan oleh Sergi Roberto dengan mencetak gol keenam Barcelona. 

Ronald Koeman harusnya belajar dari momen ajaib di Liga Champions musim tersebut. Jika tidak bisa memercayainya, lebih baik bagi Koeman untuk tidak melatih tim penuh keajaiban seperti Barcelona. 

Barcelona akan kembali bertemu Paris Saint-Germain di Parc des Princes pada 11 Maret nanti. Pasukan Ronald Koeman minimal harus bisa menang 3-0 di Prancis agar bisa lolos ke babak berikutnya.