In-depth

Mengenal Jonas Hofmann, Gerbong Jerman yang Diincar Tuchel dan Chelsea

Jumat, 19 Februari 2021 15:30 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Getty Images
Pemain Borussia Monchengladbach, Jonas Hofmann. Copyright: © Getty Images
Pemain Borussia Monchengladbach, Jonas Hofmann.
Statistik dan Karakter Permainan Jonas Hofmann

Jonas Hofmann sendiri nyatanya tak asing dengan Thomas Tuchel. Sebab, pemain yang kini berusia 28 tahun tersebut merupakan anak asuh Tuchel kala masih menukangi Borussia Dortmund pada musim 2015/16 lalu.

Kala itu, di usia 23 tahun Hofmann tampil sebanyak 14 kali di segala ajang dan menempati lini sayap baik di kanan dan kiri dengan torehan dua gol dan empat assist.

Selain pernah bekerja bersama Tuchel, Hofmann juga pernah bermain di bawah arahan Jurgen Klopp yang menukangi Dortmund di musim 2012/13 hingga 2014/15 dengan jumlah penampilan sebanyak 44 kali dengan tiga gol dan 11 assist.

Di bawah arahan Klopp ini, Hofmann bermain di beberapa posisi yakni winger kanan, gelandang serang, dan gelandang tengah. Dengan pengalaman tersebut, ia pun terbilang pemain Versatile.

Dengan kemampuannya yang bisa menempati berbagai posisi dan andal dalam memainkannya, Hofmann tentu seharusnya memiliki keunggulan lebih banyak dibanding pemain lainnya.

Jika dilihat dari laman statistik sepak bola Fbref, catatan Hofmann dalam satu tahun terakhir (365 hari) di berbagai ajang terlihat menarik.

Lebih banyak beroperasi sebagai winger, Hofmann merupakan pemain bertipe kreator dengan nilai xA (Expected Assist) nya mencapai 0.24 per 90 menit  dan mampu membuat peluang rekannya untuk menciptakan gol lewat dribel, umpan atau pelanggaran (Shot-Creating Actions) rata-rata 4.11 kali per 90 menit.

Namun, Hofmann memiliki kelemahan dalam urusan dribel sebagai winger di mana rata-rata Progressive Carries (dribel ke kotak lawan) rata-rata 3.36 kali per 90 menit, atau jauh di bawah rata-rata winger muda Chelsea, Callum Hudson-Odoi dengan rataan 11,87 kali per 90 menit.

Itu dalam sisi penyerangan saja. Jika ditilik dari statistik bertahan, Hofmann memiliki nilai cukup tinggi di mana ia mampu memberi tekanan ke lawan rata-rata 22.17 kali per 90 menit, tekel 1,7 kali per 90 menit, blok sebanyak 1,85 kali per 90 menit, dan intersep sebanyak 0.79 kali per 90 menit.

Statistik bertahan ini ia buat di area lawan atau dengan kata lain, Hofmann bertahan tepat saat lawan tengah melakukan Build-Up serangan.

Tanpa disadari, karakter ini cocok dengan permainan yang menerapkan strategi Gegenpressing ala Klopp dan juga Counter-Pressing yang dianut Tuchel.

Apakah karakter Hofmann dibutuhkan Chelsea? Belum tentu. Pasalnya, hanya beberapa tim Inggris saja yang melakukan Build-Up dari belakang sebagai contoh Manchester City.

Tetapi, apakah karakter Hofmann dibutuhkan Tuchel? Jawabannya adalah iya. Sebab, dalam enam laga yang telah dijalaninya bersama Chelsea, ia menerapkan pressing tinggi yang membuat lawan kesulitan membangun serangan dari belakang.

Tak ayal jika nama Jonas Hofmann menjadi salah satu incaran Thomas Tuchel untuk menyempurnakan taktiknya bersama Chelsea.