In-depth

Masalah Menahun Chelsea yang Mulai Menghantui Thomas Tuchel

Minggu, 21 Februari 2021 10:05 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Masalah Menahun Chelsea

Southampton sendiri berada dalam fase buruk karena menelan enam kekalahan beruntun di kancah Liga Inggris 2020/21 sebelum menjamu Chelsea di pekan ke-25.

Hasil buruk yang diraih Southampton pun membuat Chelsea percaya diri. Namun, hasil di lapangan berbanding terbalik.

Southampton akhirnya mampu meraih poin perdananya usai menjamu Chelsea. Poin perdana dari tujuh laga terakhir ini seakan menjadi pelecut bagi anak asuh Ralph Hasenhuttl untuk kembali menggebrak di Liga Inggris.

Tentu hasil imbang ini menjadi berkah bagi Southampton. Namun bagi Chelsea dan Tuchel, hasil seri ini bak kekalahan yang menyayat hati.

Sebab, sepanjang laga Chelsea menguasai pertandingan di mana The Blues menguasai bola sebanyak 71 persen dan memiliki sembilan tembakan dengan tiga di antaranya mengarah ke gawang.

Hal ini unggul telak atas Southampton yang hanya menguasai 29 persen bola dan melepaskan empat tembakan dan hanya satu di antaranya yang mengarah ke gawang dan berbuah gol.

Keunggulan Chelsea dalam hal statistik seperti penguasaan bola, umpan dan peluang yang dibuat, nyatanya memang tak mengunggulkan The Blues untuk menang di laga ini. Kok bisa?

Penguasaan bola dan dominasi Chelsea di laga melawan Southampton nyatanya tak berbanding lurus dengan nilai xG (Expected Goals) yang dibuat The Blues sendiri.

Di laga ini, Chelsea yang memiliki banyak peluang dan tembakan ke gawang hanya mencetak xG bernilai 1.46 di mana 0.76 di antaranya berasal dari penalti. Dengan kata lain, nilai xG tanpa penalti yang dimiliki The Blues hanya berkisar 0.7 saja.

Nilai tanpa penalti tersebut nyatanya hampir sama dengan nilai xG Southampton yang bernilai 0.51 meski hanya membuat empat tembakan dan hanya satu tembakan saja yang mengarah ke gawang.

Catatan xG di laga itu menjadi cerminan nyata bahwa problema menahun Chelsea mulai menghantui Tuchel. Masalah itu sendiri adalah ketidakmampuan membuat peluang matang di area lawan.

Chelsea boleh andal dalam menguasai bola. Namun saat masuk ke area lawan, The Blues selalu kebingungan untuk membuat umpan atau peluang. Terlepas dari tim lawan bermain defensif seperti Southampton.

Masalah ini sendiri lahir sejak sepeninggalan Eden Hazard atau pada 2019 silam saat Chelsea diasuh oleh Frank Lampard.

Sebelum diasuh Lampard, Chelsea memiliki sosok Hazard yang mampu membuat peluang dengan ruang sesempit apapun lewat umpan atau pergerakannya.

Sayangnya, sejak kepergian Diego Costa, Hazard tak punya tandem sepadang kendati nama-nama seperti Alvaro Morata, Gonzalo Higuain, dan Olivier Giroud didatangkan.

Kini, Chelsea punya penyerang jempolan pada sosok Timo Werner. Namun, The Blues tak punya kreator sejago Hazard yang mampu memberikan ruang untuk rekannya atau membuat peluang matang.

Memang ada nama seperti Hakim Ziyech. Namun pemain asal Maroko ini kesulitan nyetel dengan gaya main Chelsea. Kai Havertz bukanlah kreator ulung karena bertipe ofensif.

Pun dengan Mason Mount. Sejauh ini, ia hanya mengandalkan kemampuannya dalam urusan bola mati untuk membuat peluang.

Kendati Chelsea mendatangkan Erling Haaland, The Blues takkan serta merta menuntaskan problema menahun ini. Karena apa yang dibutuhkan saat ini adalah playmaker di sektor tengah.

Masalah ketidakmampuan Chelsea membuat peluang di area lawan lah yang kini mulai menghantui Tuchel saat ini.

Terlihat dari gaya tubuhnya yang selalu jengkel karena anak asuhnya tak banyak bergerak membuat peluang atau melepaskan umpan dengan mudah saat berada di pertahanan Southampton.

“Struktur (permainan) bukanlah masalah. Itu selalu bergantung ke pemain. Struktur itu mengalir begitu saja.

“Saat ini, kami kurang presisi. Tak ada peluang atau sentuhan di kotak 16. Itu bergantung pada keputusan yang pemain buat dan hari ini, saya tidak merasa kami menuntaskan laga ketika seharusnya itu bisa dilakukan.

“Anda bisa pastikan kami memikirkannya (mencetak gol dan membuat peluang) siang dan malam. Kami bermain menyerang dan statistic mengatakan kami ofensif, tapi kami tak cukup mencetak gol,” ujar Tuchel.

Kini, Thomas Tuchel pun telah menyadari kekurangan Chelsea sepenuhnya. Ia pun tak bisa berbuat banyak kecuali merubah taktik atau bersabar menunggu bursa transfer dibuka untuk memboyong pemain kreatif yang bisa membuat taktiknya berjalan sempurna.