In-depth

Bedah Formasi Mengerikan Tottenham Hotspur Jika Kedatangan Julian Nagelsmann

Kamis, 25 Februari 2021 17:16 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Hendrik Schmidt/picture alliance via Getty Images
Julian Nagelsmann dan Yussuf Poulsen selepas laga RB Leipzig.  Copyright: © Hendrik Schmidt/picture alliance via Getty Images
Julian Nagelsmann dan Yussuf Poulsen selepas laga RB Leipzig.
Bedah Formasi Tottenham di Bawah Julian Nagelsmann

Ironisnya, Julian Nagelsmann merupakan pemain muda yang dijuluki sebagai 'Baby Mourinho'.  Julukan ini melekat berkat kesuksesannya di usia muda.

Di usia 28 tahun, Baby Mourinho sudah memimpin klub Hoffenheim ke peringkat empat Bundesliga musim 2015-2016. Semusim berselang, ia membawa Hoffenheim ke Liga Champions Eropa. 

Tak berhenti di situ, di usia 32 tahun, ia sudah duduk di kursi kepelatihan tim peninggalan Ralf Rangnick, RB Leipzig, sekaligus memimpin tim ini ke perburuan juara Bundesliga dan Liga Champions. 

© Uwe Anspach/picture alliance via Getty Images
Julian Nagelsmann dan Jurgen Klopp. Copyright: Uwe Anspach/picture alliance via Getty ImagesJulian Nagelsmann dan Jurgen Klopp di laga RB Leipzig vs Liverpool.

Sebagai pelatih muda, Nagelsmann sangat suka bereksperimen dengan formasi. Sepanjang musim 2020/21 lalu, ia tampak cukup sering mengandalkan formasi 4-4-2. 

Bahkan formasi ini disebut situs Transfermarkt sebagai ciri khas dari gaya kepelatihan Nagelsmann. Hasilnya pun terbilang cukup memuaskan. 

Namun, memasuki musim 2020-2021, formasi 4-4-2 tidak lagi terpakai dan digantikan dengan formasi 3-4-2-1. 4-2-3-1 dan 4-3-2-1. Nagelsmann tampak begitu fleksibel dalam menggunakan formasi bergantung kepada kondisi tim. 

Tiga formasi di atas mampu membawa RB Leipzig duduk di peringkat kedua Bundesliga dengan 47 poin, berselisih dua angka dari Bayern Munchen di puncak. 

Melihat kehebatan Nagelsmann dalam mengadaptasi taktik, maka hal itu bisa menguntungkan Tottenham Hotspur. Pendekatan yang sama diyakini bakal dilakukan Nagelsmann andai melatih Spurs. 

Untuk saat, setidaknya ada satu formasi yang sudah pasti bakal dipakai Nagelsmann di Spurs, yakni 4-2-3-1. Formasi ini kebetulan juga dipakai oleh Jose Mourinho musim ini. 

Salah satu hal yang jadi alasan mengapa formasi 4-2-3-1 cocok dengan Spurs adalah keberadaan beberapa gelandang bertahan dengan kemampuan mumpuni. Saat ini ada tiga pemain yang memiliki kemampuan bermain sebagai double pivot. Mereka adalah Moussa Sissoko, Pierre-Emile Höjbjerg, Tanguy Ndombele. 

Jika formasi ini yang dipilih, maka bayangan posisi pemain yang ada adalah: Lorris (Kiper); Aurier (fullback kiri), Sanchez, Alderweireld (bek tengah), Davies (kiri); Hojberg, Ndombele (gelandang bertahan); Ndombele (gelandang serang tengah), Lamela/Bale (sayap kanan), Son (sayap kiri), dan Kane (striker).

Kabar baiknya, materi pemain Tottenham tak hanya bagus dalam formasi 4-2-3-1, mereka juga bisa turun dengan formasi 4-3-3 dan 4-3-2-1. 

Satu hal yang pasti, kekuatan terbesar Spurs ada di lini depan. Berbeda dengan Mourinho, Nagelsmann diyakini bakal memaksimalkan potensi Gareth Bale (andai sang pemain bertahan). 

Nagelsmann akan mengandalkan kecepatan Son Heung-min dan Gareth Bale di sayap, dan Harry Kane sebagai ujung tombak. Nagelsmann juga dipercaya akan memberikan kesempatan lebih banyak kepada Lucas Moura yang dua musim lalu tampil bersinar bersama Spurs. 

Analisa seksama pada data lawan merupakan kelebihan yang dimiliki Julian Nagelsmann. Ia bukan tipe pelatih rewel kepada manajemen. Nagelsmann selalu siap mengolah sumber daya yang ada untuk tampil maksimal di lapangan. 

Filosofi seperti ini memang terbangun dari rekam jejaknya yang pernah jadi pemandu bakat Thomas Tuchel (eks pelatih Dortmund). Kemampuannya dalam mengetahui kekurangan dan kelebihan pemain jadi kelebihan utama. 

Inilah alasan mengapa ia memiliki lebih dari dua formasi selama menukangi RB Leipzig musim ini, dan hal ini akan banyak memberikan keuntungan bagi Tottenham Hotspur di Liga Inggris musim depan.