In-depth

Granada, Kuda Hitam di Liga Europa yang Bikin Gattuso Darah Tinggi

Jumat, 26 Februari 2021 11:45 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Grafis: Indosport.com
Granada jadi tim kuda hitam di Liga Europa musim ini. Copyright: © Grafis: Indosport.com
Granada jadi tim kuda hitam di Liga Europa musim ini.
Granada Sang Kuda Hitam

Berhasil menghempaskan Napoli dari 32 besar Liga Europa, Granada tentu layak mendapat pujian dan apresiasi atas prestasinya ini. Predikat kuda hitam nampaknya tidak berlebihan jika disematkan pada mereka.

Jika Napoli sudah punya cukup nama di kompetisi tertinggi Liga Italia, Serie A, Granada justru sebaliknya. Walaupun bukan sepenuhnya anak bawang di LaLiga, mereka bukan tim besar layaknya Real Madrid atau Barcelona.

Mereka juga bukan tim yang mengancam eksistensi Los Blancos dan Blaugrana seperti Atletico Madrid, Sevilla, atau Real Sociedad. Pasalnya, sepak terjang Granada di LaLiga Spanyol bisa dibilang timbul tenggelam.

Berlaga di Liga Europa musim ini sendiri adalah hadiah untuk Granada yang berhasil finis di peringkat tujuh klasemen akhir LaLiga Spanyol 2019-2020. Padahal pada waktu itu, status mereka hanyalah tim promosi.

Untuk diketahui, Granada terlempar ke Segunda Division pada musim 2017-2018 dan 2018-2019, setelah secara mengerikan menghuni posisi juru kunci klasemen akhir LaLiga Spanyol 2016-2017 dengan 20 poin dari 38 laga.

Beruntung, dua musim yang mereka habiskan di Segunda Division dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kembali ke level LaLiga. Kini, mereka bahkan bisa menendang Napoli dan melaju ke 16 besar Liga Europa.

Pencapaian Granada ini tentu tidak lepas dari campur tangan pelatih mereka, Diego Martinez. Ia pun mengukir sejarah besar lantaran membawa Los Nazaries tampil di kompetisi Eropa untuk pertama kalinya.

“Semua ini mengandung nilai historis. Saat hasil undian (Liga Europa) keluar, orang-orang di Eropa mengira kami sudah tamat,” ujar Diego Martinez, seperti dikutip dari Football Espana.

“Tapi kami bermain apik di leg pertama dan kembali menunjukkan sisi hebat dan kekuatan Granada. Terima kasih semuanya, semangat dan jiwa tim ini unik,” tambah pelatih asal Spanyol berusia 40 tahun tersebut.

Melihat perjalanan Granada yang tidak mudah sampai bisa menumbangkan Napoli, tentu patut dinanti akan seperti apa sepak terjang skuat asuhan Diego Martinez di laga-laga selanjutnya. Apakah mereka bakal jadi kuda hitam yang membawa kejutan?