Bola Internasional

Gara-gara Mesut Ozil, Bintang Real Madrid Dipanggil Nazi

Sabtu, 6 Maret 2021 02:16 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Rob Carr/International Champions Cup via Getty Images
Mesut Ozil berusaha merebut bola dari Toni Kroos pada laga ICC 2019 di stadion FedExField (24/07/19). Copyright: © Rob Carr/International Champions Cup via Getty Images
Mesut Ozil berusaha merebut bola dari Toni Kroos pada laga ICC 2019 di stadion FedExField (24/07/19).

INDOSPORT.COM – Bintang Real Madrid, Toni Kroos mendapat ujaran kebencian berupa tuduhan sebagai Nazi usai mengaku tak menyukai keputusan Mesut Ozil yang mundur dari Timnas Jerman pada 2018 silam.

Pada 2018 silam, dunia sepak bola dikejutkan dengan mundurnya Ozil dari Timnas Jerman. Adapun keputusannya mundur karena ia menganggap dirinya tak dihargai dan juga mendapat rasisme karena kegagalan Der Panzer di Piala Dunia 2018.

,Kala itu, Ozil merasa dirinya diperlakukan rasis oleh banyak pihak, termasuk DFB (Federasi Sepak Bola Jerman)  karena dirinya punya garis keturunan Turki. Alhasil, ia pun memilih mundur usai Timnas Jerman tersingkir di babak grup.

Kroos yang merupakan rekannya saat itu pun secara blak-blakan menyebut dirinya tak senang dengan cara Ozil mundur dari Timnas Jerman.

Karena pernyataannya yang membantah klaim Mesut Ozil tersebut, Toni Kroos pun mendapat kecaman dari berbagai pihak. Kecaman itu berupa ujaran kebencian yang menyebut dirinya sebagai seorang Nazi.

Hal ini diakui Kroos seperti yang dikutip dari Marca. Dalam pengakuannya, Kroos menyebut bahwa setelah pernyataan tersebut, ia mendapat ujaran kebencian.

“Usai Piala Dunia 2018, saya mengatakan bahwa saya tak suka dengan pensiunnya Ozil dan sikap yang ia lakukan. Dan setelahnya, saya dituduh Nazi oleh banyak pihak. Rambut pirang, mata biru, semua yang ada didiriku cocok bagi orang-orang (menyebutku Nazi),” kenang Kroos.

Apa yang diterima Toni Kroos saat itu terjadi di dunia maya. Perundungan secara online ini nyatanya telah menyasar dirinya, jauh sebelum sepak bola saat ini diterpa badai ‘Bullying’ lewat media sosial.

“Saya mengatasinya (perundungan di dunia maya). Semua orang bisa bersembunyi di belakang profil palsu dan kemudian menghina orang lain tanpa ada masalah apapun,” pungkasnya.