Liga Italia

Sandro Mazzola, Fanatik Inter Milan yang Lahir dari Tragedi Superga

Senin, 8 Maret 2021 17:25 WIB
Editor: Subhan Wirawan
 Copyright:
Sandro Mazzola Bersama Inter Milan

Melihat situasi tersebut, Inter Milan melalui Benito Lorenzi yang notabene-nya rekan dari Valentino Mazzola mengajak Sandro untuk gabung bersama Nerazzurri sebagai anak gawang.

Walau hanya anak gawang, namun Sandro Mazzola tetap mendapat upah. Melansir dari laman These Football Themes, disebutkan bahwa Sandro dibayar 5000 lira jika Inter bermain imbang, dan 10 ribu lira berhasil menang.

Setelah kurang lebih 10 tahun jadi anak gawang, Sandro Mazzola akhirnya jalani debut bersama tim Inter Milan pada tahun 1960. Menariknya, Mazzola junior lakukan laga debut di bawah arahan pelatih bertangan dingin, Helenio Herrera, dan menghadapi tim sekelas Juventus.

Butuh waktu dua tahun atau hingga 1962 buat Sandro Mazzola jalani musim regular bersama Inter Milan. Di musim 1962/63, duet Sandro Mazzola bersama Luis Suarez, Mario Corso, Armando Picchi dan Giacinto Facchetti berhasil sukses menghantarkan Inter Milan juara Serie A serta kampiun European Cup.

Total dalam semusim, Sandro Mazzola berhasil tampil sebanyak 24 pertandingan dengan torehan 11 gol di semua kompetisi. Pencapaian di tahun 1963, jadi tonggak prestasi Mazzola bersama Inter Milan.

Tercatat selama 14 musim setelahnya, Sandro Mazzola selalu jadi pilihan utama Inter Milan untuk mengawal lini tengah permainan mereka. Terhitung, Mazzola mampu jalani total 568 pertandingan dengan raihan 161 gol sepanjang 17 tahun di Inter Milan.

Sejumlah gelar bergengsi juga berhasil dipersembahkan Mazzola buat kubu Biru-Hitam. Seperti 5 trofi Serie A, serta masing-masing dua gelar European Cup dan Intercontinental Cup.

Kiprah Mazzola tidak cuma gemilang bersama Inter Milan, di skuat Timnas Italia pun dirinya berikan kontribusi maksimal. Terbukti, kampiun di Piala Eropa 1968 serta runner up Piala Dunia 1970 jadi persembahan Mazzola buat Gli Azzurri.

Dalam masa emasnya, Sandro Mazzola pun banyak dilirik klub besar, namun kecintaanya dengan Inter Milan membuat peringkat dua Ballon d'Or 1971 ini memilih bertahan hingga masa pensiunnya tahun 1977 silam.