In-depth

Bedah Kualitas Matheus Martinelli, Wonderkid Anyar Brasil yang Bikin Arsenal dan MU Adu Sikut

Kamis, 15 April 2021 15:58 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
 Copyright:
Dikenal Mirip Jorginho dan Xavi Hernandez.

Bergabung dengan Fluminense sejak tahun 2017 ketika baru berusia 16 tahun, Matheus Martinelli akhirnya berhasil menjalani debut di tim utama pada November 2020. Sejak saat itu, ia sudah berhasil mencatatkan 13 penampilan di ajang Serie A Brasil.

Berposisi sebagai deep lying playmaker, Martinelli menjadi sosok penting di lini tengah Fluminense. Ia dikenal kerap beroperasi lebih ke dalam di pusat permainan, gemar menguasai bola, membagi bola ke kedua sayap maupun ke depan, dan mengatur tempo permainan.

Laman Whoscored mencatat Martinelli punya akurasi passing yang cukup baik yakni 88% per laga. Ia juga jeli dalam melepaskan melepaskan umpan jauh dengan rataan 2,8 per laga. Sementara itu, dalam hal bertahan ia mencatatkan rataan 1,8 tekel dan 1,8 intersep per laga.

Menariknya, meski lebih dikenal lebih kerap beroperasi di lini tengah, sang wonderkid juga punya naluri gol yang cukup baik. Sejauh ini ia tercatat sudah menyumbangkan 3 gol untuk Fluminense. Catatan itu terbilang lumayan mengingat ia meraihnya dalam 13 penampilan.

Gaya permainan Martinelli kerap membuatnya disejajarkan dengan bintang Chelsea, Jorginho. Meski demikian, para penggemar Fluminense justru memberinya julukan Xavinelli, yang didasarkan pada Xavi Hernandez.

Sang wonderkid pun mengaku menyukai julukan itu. “Saya sangat senang ketika mengetahui (julukan itu) di Twitter. Xavi Hernandez adalah seorang idola, pemain yang hebat. Saya sangat menyukai perbandingan ini dan akan mencoba mengikuti jejaknya,” katanya pada Globe Esporte.

Dengan kemampuannya membagi bola dan memberikan passing, Martinelli bisa menjadi pengganti tepat Paul Pogba di lini tengah Manchester United, berduet dengan Scott McTominay di sektor double pivot.

Sementara itu, di Arsenal ia juga akan menjadi rekan yang tepat bagi Thomas Partey yang punya naluri bertahan lebih bagus.

Meski demikian, banderol mahalnya dan minimnya pengalaman Martinelli tampil di kasta tertinggi membuat langkah ini terbilang sedikit berisiko. Apalagi, gaya permainan di Inggris dan Brasil cukup berbeda sehingga sang gelandang akan membutuhkan waktu dan upaya keras untuk beradaptasi.

Menarik ditunggu apakah Matheus Martinelli benar-benar akan meninggalkan Fluminense di bursa transfer musim panas nanti, dan siapakah yang mendapatkan jasanya. Manchester United, atau Arsenal?