In-depth

Pro dan Kontra Liga Super Eropa, Egoisme Klub Korbankan Mimpi Pemain

Selasa, 20 April 2021 14:49 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:
Egoisme Klub Korbankan Mimpi Pemain

Bruno Fernandes menjadi pemain Manchester United pertama yang secara terbuka menanggapi wacana kompetisi baru bernama European Super League (ESL) atau Liga Super Eropa.

Belum lama ini Bruno Fernandes akhirnya mengungkapkan pendapatnya melalui postingan di instastory Instagram. 

Dalam postingan tersebut, Fernandes me-repost postingan Daniel Podence di Instagram dengan membubuhkan kalimat "Mimpi tidak bisa dibeli".

Sebelumnya, mantan gelandang MU yakni Ander Herrera juga sudah menyampaikan komentarnya terkait pelaksanaan Liga Super Eropa. Namun Ander Herrera kini membela PSG yang tidak ambil bagian dalam Liga Super Eropa. 

"Jika Liga Super Eropa ini maju, maka mimpi-mimpi itu akan berakhir. Ilusi para penggemar tim yang bukan raksasa untuk bisa menang di lapangan akan bersaing dengan tim yang selalu jadi terbaik di kompetisi," demikian tulis Ander Herrera.

Keluh kesah para pemain ini diyakini masih tahap awal. Seiring berjalannya waktu, akan banyak pemain yang bersuara. 

Bagaimana tidak, para pemain dipaksa harus menggantungkan mimpi mereka. UEFA dengan tegas menyatakan bahwa para klub yang telah keluar dari Asosiasi Klub-klub Eropa (ECA) tidak akan bisa bermain di Liga Champions. 

Tak cuma itu, FIFA dan UEFA sepakat bahwa para pemain yang terlibat di dalam laga Liga Super Europa dilarang ikut Piala Eropa dan Piala Dunia. Sanksi ini tentu berat dari denda apapun. 

Bayangkan, para pemain yang memulai karier sepak bola dengan bermodalkan mimpi untuk membela tim nasional di Piala Dunia kini harus menguburnya rapat-rapat selama mereka masih memperkuat klub-klub peserta Liga Super Eropa. 

Rasanya bak sebuah 'kejahatan' untuk mengorbankan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi agar tak tampil di Piala Dunia terakhir mereka. Tak terhitung pula pemain-pemain lainnya yang terancam tidak bisa mewujudkan mimpi bermain di Liga Champions Eropa. 

© Catherine Ivill/NurPhoto/GettyImages
Pemain Barcelona, Lionel Messi (kiri) dan Cristiano Ronaldo, pemain Juventus memiliki jumlah gol yang sama hingga leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2019-2020. Copyright: Catherine Ivill/NurPhoto/GettyImagesPemain Barcelona, Lionel Messi (kiri) dan Cristiano Ronaldo, pemain Juventus memiliki jumlah gol yang sama hingga leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2019-2020.

Para pemain muda AC Milan misalnya. Selama dua tahun mereka berjuang untuk membawa tim lolos ke kompetisi paling elite di Eropa, namun ketika mimpi itu tinggal selangkah lagi terwujud, klub memilih mengkhianatinya. 

Federasi sepak bola tiap negara pun diyakini tidak akan tinggal diam. Terutama negara-negara besar seperti Italia, Inggris, dan Spanyol yang mayoritas pemainnya berada di antara klub peserta ESL. 

Florentino Perez sendiri dengan percaya diri menyebut deretan ultimatum UEFA sebagai sebuah omong kosong semata. Namun, justru sikap Florentino Perez itulah yang membuat dirinya semakin egois dan arogan. 

Entah akan dibawa ke arah mana konflik antara Liga Super Eropa (European Super League) vs UEFA. Yang jelas, persoalan ini bisa menemukan titik terang jika para pemain di dalam 12 tim sepakat bersuara dan melayangkan keberatan.