In-depth

Ketika Villarreal Rengkuh Trofi Liga Europa Bermodalkan Skuat "Akamsi"

Kamis, 27 Mei 2021 14:35 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Villarreal atau Vila-real

Klub Villarreal sendiri berasal dari kota kecil di Provinsi Castellon yang berada dalam daerah otonom Valencia. Daerah otonom Valencia atau Valencia Community ini sendiri dibentuk melalui Konstitusi Spanyol 1978.

Valencia Community merupakan salah satu wilayah otonom terbesar ketiga di Spanyol. Wilayah ini memiliki cakupan wilayah selur 23.255 km persegi.

Tercatat, jumlah penduduk di Valencia Community per 2004 mencapai 4.5 juta orang. Angka yang cukup besar dan menjadikan wilayah ini pantas menjadi wilayah otonom terbesar ketiga di Spanyol.

Di wilayah ini, banyak klub sepak bola lahir. Salah satunya adalah Villarreal atau Vila-real. Kota ini terbilang kecil mengingat jumlah penduduknya hanyalah sekitar 50orang saja.

Kota Vila-real lebih banyak dikenal sebagai penghasil atau produsen keramik dan batu bata. Maka jangan heran jika El Madrigal yang merupakan stadion Villarreal sekarang beralih nama menjadi Estadio de La Ceramica.

Dengan jumlah penduduk yang sedikit tersebut, Vila-real atau Villarreal tetap mampu memproduksi pemain berbakat dari kota keramik tersebut.

Pun karena dari kota kecil, Villarreal dulunya hanyalah tim kecil atau tim ‘kampung’. Hal ini diakui oleh Fernando Roig Alfonso selaku Presiden klub berjuluk The Yellow Submarine tersebut.

“Kami (Villarreal) terbiasa mendapat 3.000 penonton di pertandingan kami. Tapi, 1000 diantara mereka adalah para orang tua yang tiketnya dibiayai kota,” tutur Roig.

Fernando Roig yang merupakan pebisnis lokal pun akhirnya mengambil alih klub dengan bermodalkan uang 400.000 euro di sebuah bar lokal.

Sejak dirinya mengambil alih, Villarreal berjalan dengan stabil. Bahkan perkembangan terlihat drastis seperti pengembangan stadion dan fasilitas latihan.

Salah satu investasi terbaik Roig di Villarreal tentu adalah komitmennya memunculkan bakat-bakat lokal di mana ia berinvestasi di Ciudad Deportiva dengan membangun sembilan lapangan, stadion mini, dan tempat tinggal pemain.

Di sanalah para pemain akademi yang berjumlah 100 orang berlatih, tinggal, dan makan bersama tim senior. Di tempat ini, Villarreal juga menanamkan filosofi apik.

“Kami melatih orang , bukan pemain. Jika pemain bukanlah orang baik, mereka takkan mwnjadi pemain (sukses),” tutur sang Direktur Olahraga, Jose Manuel Llaneza.

Meski didanai besar-besaran oleh miliarder sekelas Roig, Villarreal tak pernah melupaka akarnya. Dari posisi Presiden hingga seorang Kit-Man, membanggakan identitas merea sebagai warga Vila-Real dan komunitas atau wilayah mereka.

Sebagai bukti bahwa Villarreal mengandalkan pemain akademinya, setidaknya ada delapan pemain jebolan akademi mereka yang dimainkan saat bertanding melawan Arsenal di semifinal Liga Europa.

Dua di antara delapan pemain tersebut adalah Mario Gaspar dan Manuel Trigueros yang telah berada di klub selama 14 tahun lebih dan keduanya total memainkan 781 pertandingan.

Dari jebolan akademi Villarreal, ada nama seperti Santi Cazorla, Rodri, dan Bruno Soriano. Nama terakhir menjadi salah satu yang dielu-elukan.

Sebab, Soriano hanya bermain untuk Villarreal sepanjang kariernya sebelum ia memutuskan pensiun pada 2020 atau musim lalu karena cedera.

Saat Villarreal menjadi kampiun, Soriano pun dielu-elukan dan diberi kesempatan mengangkat gelar seperti para pemain lainnya kendati telah pensiun.

© twitter.com/EuropaLeague
Eks pemain dan legenda Villarreal, Bruno Soriano. Copyright: twitter.com/EuropaLeagueEks kapten dan legenda Villarreal, Bruno Soriano.

Sebuah fakta menarik pun muncul. Jumlah "akamsi" Villarreal saat menjuarai Liga Europa 2020-2021 jauh lebih banyak ketimbang pencapaian terbaik mereka saat menembus semifinal Liga Champions 2005-2006.

Kala itu, Villarreal lebih banyak dihuni pemain asing, seperti Juan Roman Riquelme, Alessio Tacchinardi, Diego Forlan, dan Juan Pablo Sorin.