In-depth

Ketika Villarreal Rengkuh Trofi Liga Europa Bermodalkan Skuat "Akamsi"

Kamis, 27 Mei 2021 14:35 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Villarreal menorehkan tinta emas dalam perjalanannya sebagai klub sepak bola. Pasalnya, keberhasilan Yellow Submarine menjuarai Liga Europa 2020-2021 tak lepas dari peran "Akamsi" atau pemain lokal daerahnya.

Villarreal berhasil keluar sebagai juara Liga Europa 2020-2021 setelah mempecundangi Manchester United lewat drama adu penalti, usai bermain imbang 1-1 di waktu normal dan babak tambahan.

Anak asuh Unai Emery memang tampil ngotot sepanjang laga yang berlangsung hingga 120 menit. Kengototan Villarreal terlihat jelas saat Gerard Moreno mencetak gol.

Moreno mencetak gol pertama di final Liga Europa 2020-2021 lewat sontekannya di menit ke-29 memanfaatkan assist Daniel Parejo.

Keunggulan 1-0 Villarreal atas Manchester United pun bertahan hingga babak pertama usai. Namun, keunggulan ini tak bertahan lama.

Pasalnya, 10 menit pasca babak kedua dimulai, Man United mampu menyamakan kedudukan lewat Edinson Cavani yang menyambut bola di muka gawang Villarreal.

Kedudukan 1-1 bertahan hingga babak kedua usai, sehingga laga berlanjut ke babak tambahan. Di babak tambahan ini, Villarreal kembali terlihat ngotot.

Bahkan, dalam laga 2x15 menit tersebut, Villarreal mampu mendominasi pertandingan dan membuat Man United harus banyak bertahan serta sesekali melancarkan serangan balik.

Tak ada gol yang tercipta membuat laga berlanjut ke babak penalti. 11 pemain dari kedua tim pun dibuat menjadi eksekutor mengingat sengitnya babak ini.

Sayangnya, penendang terakhir Man United yakni sang kiper David De Gea, gagal menceploskan bola sehingga Villarreal didapuk menjadi pemenang.

Kemenangan ini terasa manis mengingat ini gelar bergengsi perdana Villarreal sejak berdiri pada tahun 1923 silam. Bagi Unai Emery, gelar ini menjadi gelar keempatnya di Liga Europa.

Manisnya gelar ini juga terasa dari cara Villarreal membesarkan nama klub, dari sebuah daerah kecil di daerah otonom Valencia hingga menjelma sebagai salah satu tim elite Eropa dengan bermodalkan "anak kampung sini" atau yang biasa disingkat "akamsi". Bagaimana kisahnya?