In-depth

Sejarah Prasasti Kesempurnaan "Persegi Ajaib" Prancis, Juara Euro 1984

Minggu, 27 Juni 2021 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Equipe de France
Pelatih legendaris Prancis, Michel Hidalgo, mengarak trofi Piala Eropa usai membawa timnya mengalahkan Spanyol di final, 27 Juni 1984. Copyright: © Equipe de France
Pelatih legendaris Prancis, Michel Hidalgo, mengarak trofi Piala Eropa usai membawa timnya mengalahkan Spanyol di final, 27 Juni 1984.

INDOSPORT.COM - Gelaran Piala Eropa 1984 adalah refleksi kesempurnaan Prancis mengelola turnamen sebagai tuan rumah sekaligus menjuarai plus menciptakan dua rekor fenomenal yang belum terpecahkan hingga saat ini.

Prancis sukses melangsungkan Piala Eropa dengan lancar tanpa adanya aksi anarkis suporter garis keras alias hooligans. Hal ini merupakan efek nyata dari ketidaklolosan Inggris akibat kalah bersaing di babak kualifikasi.

Suasana kondusif turnamen rupanya berpengaruh positif terhadap performa dan tingkat kepercayaan diri Prancis di Piala Eropa 1984. Perjalanan mereka terbilang mulus menuju predikat terbaik di Benua Biru.

Tiga pertandingan fase grup dilewati secara sempurna. Denmark, Belgia, dan Yugoslavia berturut-turut digasak dengan skor 1-0, 5-0, dan 3-2.

Prancis begitu gagah melangkah ke fase gugur bermodalkan koleksi poin tertinggi sekaligus ketajaman yang mencapai sembilan gol (rata-rata tiga gol per laga), paling superior sepanjang sejarah Piala Eropa.

Kekuatan utama Prancis terletak pada lini sentral yang berisikan empat gelandang legendaris, yakni Alain Giresse, Luis Fernandez, Jean Tigana, dan Michel Platini. Dunia mengenal mereka dengan label Le Carre Magique (Persegi Ajaib).

Keperkasaan Prancis berlanjut setelah menaklukkan Portugal (3-2) di semifinal. Rekam jejak mentereng selama turnamen tak pelak menjadikan Platini dkk. favorit juara saat meladeni Spanyol dalam laga final, 27 Juni 1984.

Benar saja. Prancis relatif mudah menekuk Spanyol dua gol tanpa balas. Kiper Luis Arconada yang tampil mengesankan sebelum final tiba-tiba melakukan kesalahan fatal ketika bermaksud menangkap tendangan bebas Michel Platini pada menit ke-57.

Prancis semakin berjaya saat Bruno Bellone menggandakan skor menjelang bubaran meneruskan umpan terobosan ciamik Tigana. Itulah satu-satunya gol Tim Ayam Jantan yang berasal dari kaki striker sepanjang turnamen, selebihnya bek dan gelandang.

Suka cita membahana seiring bunyi peluit akhir. Prancis menjuarai Piala Eropa untuk kali pertama dan Platini menyabet penghargaan Sepatu Emas berkat torehan sembilan gol tanpa putus sejak fase grup. Satu lagi rekor abadi dalam lembaran sejarah Piala Eropa.

"Prancis sangat dominan dan tak tertandingi sepanjang Piala Eropa 1984 karena setiap pemain leluasa berekspresi di atas lapangan," ujar Michel Platini seperti dilansir UEFA.