In-depth

Kesalahan Terbesar Thomas Tuchel Adalah Membawa Chelsea Menangi Liga Champions

Senin, 5 Juli 2021 10:53 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Tuchel dan Sejarah Kelam Chelsea Pasca Juara

Chelsea dan para petinggi klub mustinya berkaca pada rival. Sebagai contoh, ada Manchester United yang berhasil mendatangkan bintang ternama sekelas Jadon Sancho saat Euro 2020 tengah berlangsung.

Bahkan, belum lama ini Setan Merah juga dilaporkan tengah melancarkan negosiasi dengan Rennes untuk mendatangkan Eduardo Camavinga.

Pergerakan Man United ini dilandasi untuk mendukung sang pelatih, Ole Gunnar Solskjaer, meraih prestasi berupa gelar di musim depan.

Sebagaimana diketahui, Man United gagal meraih gelar satu pun di bawah arahan Solskjaer. Desakan fans kepada Glazers membuat pemilik Setan Merah memberi dukungan kepada pelatih asal Norwegia tersebut.

Hal tersebut berbanding terbaik dengan Tuchel. Siapa sangka, usai berhasil meraih titel Liga Champions, ia malah belum mendapat dukungan apapun, bahkan hingga Chelsea akan menggelar pramusim.

Apa yang dilakukan Chelsea ini mengingatkan INDOSPORT pada prahara di tubuh The Blues pada tahun 2015 dan 2017.

Pada 2015, Chelsea yang ditukangi Jose Mourinho baru saja menjuarai Liga Inggris. Logikanya, agar tim asal London Barat itu terus meraih gelar, petinggi The Blues harusnya memberi suntikan dana untuk membeli pemain berkualitas.

Sayangnya hal itu tak dilakukan. Malahan, Mourinho mendapatkan pemain 'kelas dua'. Para pemain  tersebut adalah Papy Djilobodji, Radamel Falcao (yang saat itu dianggap sudah habis), Kenedy, Asmir Begovic, Abdul Rahman Baba dan Pedro Rodriguez.

Dari enam pemain itu, hanya Pedro Rodriguez yang bisa bertahan lama dan meraih beragam gelar bergengsi di kancah domestik dan Eropa bersama Chelsea.

Datangnya para pemain kelas dua ini membuat Chelsea hancur dan bahkan terancam degradasi hingga puncaknya Mourinho harus mendapat pemecatan dan digantikan Guus Hiddink lalu finis di tempat ke-10.

Untuk pemecatan ini, kesalahan terbesar berada di petinggi Chelsea yang tak memberi dukungan kepada sang pelatih yang telah membawa gelar.

Seakan tak belajar dari sejarah, Chelsea kembali mengulanginya kebiasaannya ‘tak mendukung’ pelatih pada 2017 saat era Antonio Conte.

Pasca Conte menjuarai Liga Inggris 2016/17, ia meminta sederet bintang seperti Romelu Lukaku dan Virgil van Dijk. Namun apa yang Chelsea berikan?

Chelsea malah mendatangkan Alvaro Morata dan Antonio Rudiger. Selain itu ada nama Davide Zappacosta, Danny Drinkwater, Tiemoue Bakayoko,dan Willy Caballero.

Dari tujuh pemain tersebut, hanya Rudiger dan Caballero yang bertahan di skuat utama. Morata dilepas lalu Zappacosta, Drinkwater, dan Bakayoko dipinjamkan.

Atas transfer tersebut, Chelsea mengalami penurunan dan terlempar dari zona Liga Champions yang kemudian berdampak pada pemecatan Antonio Conte di akhir musim kendati menjuarai Piala FA.

Beruntung bagi Frank Lampard saat itu. Pasca Maurizio Sarri menjadi juara Liga Europa, Chelsea dikenakan larangan transfer sehingga dana belanja dikumpulkan dan berujung pada transfer gila-gilaan pada musim panas 2020.

Dengan berkaca pada sejarah yang belum berlangsung lama, Tuchel wajib was-was karena hingga bulan Juli, ia belum mendapat pemain yang ia inginkan.

Jangankan mendapat pemain, rumor yang menyebut Chelsea tertarik mendatangkan pemain saja tak begitu kuat karena pasifnya pergerakan para petinggi The Blues.

Jangan heran andai Tuchel harus menerima pemecatan di pertengahan atau akhir musim depan hanya karena pasifnya petinggi Chelsea yang puas akan pencapaian skuat The Blues saat ini.

Pada akhirnya membawa Chelsea menjuarai Liga Champions 2020/21 adalah kesalahan terbesar Thomas Tuchel di London Barat.