Cristian Romero, Buangan Juventus yang Jadi Rebutan Tottenham dan Barcelona
Cristian Romero mengawali karier profesional bersama klub Belgrano, yang merupakan anggota divisi utama Liga Argentina, pada 2016 di usia 188 tahun. Sebelumnya, ia sudah bermain untuk tim tersebut di level junior.
Dua musim tim utama Belgrano, ia diboyong Genoa yang kemudian menjadi klub pertamanya di Eropa.
Bersama Genoa, Romero sukses menjadi pilihan utama. Di musim 2018/2019, ia mencatatkan 27 penampilan di Serie A Italia, dan bahkan mampu menyumbangkan 2 gol.
Performanya pun menarik perhatian Juventus yang memboyongnya pada Juli 2019 dengan biaya 26 juta euro. Namun, bek Argentina ini langsung dipinjamkan lagi ke Genoa selama 1 musim.
Romero pun lagi-lagi tampil apik bersama Il Grifone. Namun, performanya ternyata masih belum cukup bagi Juventus yang memang dipenuhi bek tengah berkualitas seperti Giorgio Chiellii, Leonardo Bonucci, hingga Matthijs de Ligt.
Akibatnya, awal musim 2020/2021 lalu ia kembali dipinjamkan, kali ini ke Atalanta, dengan durasi 2 musim. Bersama La Dea inilah Romero makin menunjukkan sinarnya.
Ia menjadi pilihan utama pelatih Gian Piero Gasperini dan berhasil mencatatkan 42 penampilan di semua kompetisi. Meski berposisi bek,ia juga punya kontribusi baik saat menyerang lewat 3 gol dan 5 assist.
Kinerja apiknya pun membawa La Dea finis di peringkat 3 Serie A Italia, sehingga kembali tampil di Liga Champions musim depan.
Ia juga akhirnya berhasil menembus timnas Argentina dan diberi debut pada Juni lalu, sebelum akhirnya dibawa ke Copa America 2021. Di ajang tersebut, ia tampil 3 kali termasuk di final, dan sukses membawa Tim Tango menjadi juara.
Jika jadi meninggalkan Atalanta di musim panas ini, entah ke Tottenham maupun Barcelona, berarti Cristian Romero akan menanggalkan statusnya sebagai pemain Juventus, tanpa pernah sekali pun bermain untuk Si Nyonya Tua.
Melihat aksi gemilangnya di Atalanta dan timnas Argentina, hal ini jelas menjadi kerugian besar bagi Juventus, tapi menguntungkan Atalanta yang sempat menikmati performa Romero dan kemudian menjualnya dengan mahal.