In-depth

3 Formasi yang Bisa Dipakai Arsenal Seiring Kembalinya Martin Odegaard

Kamis, 19 Agustus 2021 15:34 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© (Photo by Eurokinissie/BSR Agency/Getty Images)
Mohamed Camara (Olympiacos FC) dan Martin Odegaard (Arsenal) di babak 16 besar Liga Europa. Copyright: © (Photo by Eurokinissie/BSR Agency/Getty Images)
Mohamed Camara (Olympiacos FC) dan Martin Odegaard (Arsenal) di babak 16 besar Liga Europa.
Dari 4 Bek Sampai 3 Bek

Opsi pertama jelas skema 4-2-3-1 yang jadi andalan Mikel Arteta selama ini. Skema ini kerap dimainkan musim lalu dengan Odegaard menempati posisi naturalnya sebagai gelandang nomor 10 di belakang striker tunggal dan diapit 2 sayap.

Formasi ini pun sudah digunakan Arteta saat menghadapi Brentford akhir pekan lalu, dengan posisi gelandang nomor 10 diisi Emile Smith Rowe.

Skema 4-2-3-1 ini pula yang digunakan Arteta saat Odegaard menunjukkan performa terbaik musim lalu, ketika mengalahkan Tottenham Hotspur 2-1 dengan sang bintang Norwegia menyumbang 1 gol.

Menariknya, 3 hari sebelum mengalahkan Spurs, Arsenal memainkan skema yang sama dan berhasil mengalahkan Oympiacos 3-1 di Liga Europa. Odegaard juga tampil apik di laga tersebut dan juga mencetak gol.

Skema lain yang bisa digunakan Mikel Arteta sambil tetap menempatkan Martin Odegaard sebagai gelandang nomor 10 adalah 3-4-1-2. Dalam skema ini, bintang Norwegia itu akan berdiri di belakang duo penyerang yang kemungkinan ditempati oleh Alexandre Lacazette dan Pierre-Emerick Aubameyang.

Dalam skema ini, Odegaard berperan sebagai pembagi bola ke kedua penyerang maupun wing back. Ia juga bisa merangsek ke kotak penalti, dengan memanfaatkan Aubameyang dan Lacazette sebagai decoy.

Di sisi lain, skema ini dinilai bisa memaksimalkan kemampuan bek anyar mereka, Ben White. Eks Brighton itu memang lebih terbiasa tampil dalam skema 3 bek seperti yang diterapkan Brighton musim lalu, alih-alih skema 4 bek sejajar.

Skema lain berbasis di bek yang juga bisa digunakan Arteta adalah 3-4-3. Dalam formasi ini, Odegaard bisa ditempatkan sebagai salah satu dari dua gelandang tengah.

Ia bisa diduetkan dengan pemain yang punya naluri bertahan lebih kuat seperti Thomas Partey atau Granit Xhaka, sehingga bisa lebih bebas membantu penyerangan.

Opsi lain adalah menempatkan Martin Odegaard sebagai sayap kanan. Memiliki kaki kiri yang lebih dominan, penempatan ini memungkinkan Odegaard untuk melakukan cutting inside sehingga bisa memaksimalkan kaki kirinya.