Bola Internasional

Mengenal Piala Intertoto, Turnamen Eropa yang Dibuat untuk Pejudi

Jumat, 20 Agustus 2021 13:33 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Christof Koepsel/Bongarts/Getty Images
Medali Piala Intertoto yang didapatkan Schalke 04 pada 2004. Copyright: © Christof Koepsel/Bongarts/Getty Images
Medali Piala Intertoto yang didapatkan Schalke 04 pada 2004.
Piala Intertoto yang Aneh

Sebagai Preambule, Piala Intertoto digelar sejak 1961 namun baru diambil alih UEFA sejak 1995. Dengan kata lain, ajang ini sejak lahir tak berada di bawah otoritas UEFA.

Piala Intertoto sendiri digagas oleh Wakil Presiden FIFA kala itu, Ernst Thommen yang mengelola perusahaan bandar judi sepak bola.

Thommen menciptakan ajang ini agar ada pertandingan yang bisa dipakai untuk berjudi selama musim panas atau pramusim. UEFA yang ga mau terlibat pun membiarkan ide tersebut.

Maka dipilihlah nama Intertoto yang kata Toto-nya merupakan kata serapan dari bahasa Jerman yang berarti Judi.

Di awal berdiri, ajang ini diikuti oleh tim-tim dari Swiss, Jerman Barat, Jerman Timur, Austria, Cekoslowakia, Polandia, dan Swedia.

Format yang dimiliki mirip Liga Champions kala itu, barulah pada 1995 UEFA mengambil alih Piala Intertoto dan menjadi kompetisi resminya.

Piala Intertoto dianggap tak menarik oleh sebagian klub karena beberapa faktor. Salah satunya adalah waktu penyelenggaraannya.

Piala Intertoto dimainkan dari Juni hingga Agustus atau waktu di mana tim-tim melakukan tur pramusim. Selain itu, lawan yang dihadapi adalah lawan-lawan yang tak dikenal namanya atau jauh dari nama besar klub Eropa.

Namun, karena pemenangnya mendapat jatah bermain di Piala UEFA, maka tim-tim yang berpartisipasi menganggap turnamen ini sebagai pramusim dengan hadiah bisa lolos ke kompetisi yang lebih elit.

Selain soal waktu, penghargaan yang diberikan Piala Intertoto jauh dari kesan istimewa. Penghargaan berupa trofi itu pertama kali hanya seukuran deodoran atau segenggam tangan ukurannya.

Lalu, trofi diganti dengan plakat yang membuat kesan turnamen ini tak nampak istimewa dari penyelenggaraanya dan hadiahnya.

Belum lagi soal juaranya. Sejak 1961 hingga 1967, ada juara sejati di dalamnya. Namun setelahnya, gelar juara diberikan kepada 7 hingga 12 tim.

Saat diakuisisi UEFA, juaranya malah ada 2 hingga 3 tim. Lalu di masa akhir Intertoto, juaranya ada 11 di mana nantinya terpilih 1 tim juara sejati.

UEFA pun menggunakan jargon ‘No Final, No Winner, No Trophy’ yang membuat Piala Intertoto kian ga menjual. Sehingga jarang ada tim yang mau berpartisipasi. Sekalipun ada, nama timnya tergolong aneh-aneh atau tak pernah terdengar sebelumnya.

Pada Desember 2007, Michel Platini selaku Presiden UEFA mengambil keputusan untuk menghapus Piala Intertoto dan menggantinya dengan kualifikasi Liga Europa sehingga babak kualifikasi menjadi empat tahapan.