In-depth

Evolusi Cristiano Ronaldo, dari Tukang Pamer Skill hingga Jadi Predator

Jumat, 10 September 2021 10:30 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Chris Coleman/Manchester United via Getty Images
Cristiano Ronaldo saat masih berseragam Manchester United Copyright: © Chris Coleman/Manchester United via Getty Images
Cristiano Ronaldo saat masih berseragam Manchester United
Evolusi Cristiano Ronaldo

Evolusi permainan Cristiano Ronaldo yang kini berusia 36 tahun sendiri terbagi dalam empat fase sejak dirinya debut hingga kembali ke Manchester United

Jika dirinci lebih lanjut, maka empat fase tersebut terlihat dari daftar di bawah ini:

  • Cristiano Ronaldo Si Tukang Pamer Skill

Di musim-musim pertamanya bersama Man United, Ronaldo merupakan sosok winger murni berbakat yang andal dalam olah bola.

Terlihat dalam permainannya, Ronaldo kerap melakukan gerakan Step Over yang menjadi ciri khasnya dalam mengelabui bek lawan.

Sayangnya, pamer skill ini tak dibarengi dengan hasil akhir mumpuni. Kendati mampu menciptakan 9 assist di musim pertamanya, tetap saja Ronaldo kerap dikatakan sebagai tukang pamer skill ketimbang bermain untuk tim.

“Masalah utama Ronaldo adalah hasil akhir (End Product). Dia punya trik-trik menawan, kami tahu itu, tapi itu tak berarti apa-apa jika tanpa hasil akhir,” tutur Alan Hansen, Pundit BBC sekaligus mantan pemain Liverpool kala itu.

© Mirror
Cristiano Ronaldo dan Roy Keane saat membela Manchester United Copyright: MirrorCristiano Ronaldo dan Roy Keane saat membela Manchester United

Ucapan Alan Hansen ini memang jitu. Di dua musim perdananya, Ronaldo hanya mampu mencetak 15 gol dari 90 laga.

Kebolehannya dalam olah bola terlihat menonjol di mana Ronaldo rata-rata mencatatkan 10 dribel per 90 menit yang membuat kritikan mengalir kepadanya sebagai tukang pamer.

  • Cristiano Ronaldo Balas Kritikan

Memasuki musim 2005-2006, terdapat perbedaan para permainan Cristiano Ronaldo di Man United. Perbedaan ini hadir seiring perginya penyerang tajam Setan Merah.

Sir Alex Ferguson mempercayakan tampuk serangan Man United kepada Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney dengan melepas Ruud van Nistelrooy, bomber gaek yang telah mencetak 150 gol untuk Setan Merah.

Rooney yang bertipikal sebagai Second Striker pun memberi ruang kepada Ronaldo untuk mengeksplorasi lini depan sebagai mesin gol.

Di fase ini, Ronaldo menanggalkan status tukang pamer skill di mana rataan dribelnya menurun dari 10 dribel per laga sejak musim 2003-2004, menjadi 9,8 dribel per laga di musim 2005-2006 dan 6,1 dribel per laga di musim 2006-07.

© Manchester United
Aksi Cristiano Ronaldo dalam pertandingan Liga Champions antara Manchester United vs Sporting CP, 27 November 2007. Copyright: Manchester UnitedAksi Cristiano Ronaldo dalam pertandingan Liga Champions antara Manchester United vs Sporting CP, 27 November 2007.

Hal ini berimbas pada jumlah golnya yang meningkat. Dari yang sebelumnya 15 gol per 90 laga menjadi 23 gol hanya dalam satu musim 2006-2007.

Di fase ini, usia Ronaldo telah 22 tahun. Ia tak lagi menjadi tukang pamer skill dan mulai banyak mengambil tembakan.

Torehan itu kian meningkat di musim 2007-2008 dan 2008-2009. Dalam dua musim ini, Ronaldo mencapai puncak kejayaannya bersama Man United.

Dalam dua musim tersebut, ia mampu menorehkan 68 gol dari 102 pertandingan. Tak heran jika pada 2008 ia terpilih sebagai pemain terbaik FIFA di usia yang baru 23 tahun.

  • Cristiano Ronaldo di Puncak Karier

Di Man United, Cristiano Ronaldo baru menjadi anak muda yang tengah meraba-raba permainannya. Meski demikian, catatan itu membawanya memecahkan rekor transfer kala diboyong Real Madrid.

Siapa sangka, di Spanyol evolusinya dimulai hingga menjadi mesin gol seperti saat ini. Evolusi ini sendiri terjadi seiring pergantian pelatih dari Manuel Pellegrini ke Jose Mourinho.

Di musim pertamanya di Real Madrid, Ronaldo mencatatkan 6,52 dribel per laga. Catatan ini dibarengi dengan 33 gol di musim pertamanya dan 72 sentuhan di kancah liga.

Hadirnya para pemain kreatif seperti Angel Di Maria dan Mesut Ozil membuat Ronaldo pun beralih dari perannya sebagai winger murni menjadi penyerang murni.

Di fase ini, Ronaldo tak lagi menjadi kreator dan winger konvensional. Justru ia menjadi predator dan lebih banyak bergerak di kotak lawan.

© GETTY IMAGES
Caption Copyright: GETTY IMAGES

Hal ini terlihat dari sentuhannya terhadap bola. Di arahan Mourinho, Ronaldo rata-rata memiliki 58 sentuhan yang lambat laun berkurang sejak pergantian pelatih.

Hingga di musim terakhirnya bersama Real Madrid, Ronaldo hanya mencatatkan 46 sentuhan per laga.

Kecilnya rata-rata sentuhan ini pun dibarengi dengan torehan golnya yang meningkat tajam dengan rata-rata 50 gol per musimnya untuk Real Madrid.

  • Cristiano Ronaldo Si Penyerang Murni

Usia dan cedera yang pernah dialami Ronaldo membuatnya harus puas beralih gaya bermain dari yang sebelumnya hobi dribel menjadi mesin gol murni.

Dalam debutnya bersama Man United nanti, Anda tak perlu mengharapkan Ronaldo pamer skill seperti saat pertama berseragam Setan Merah.

Karena di fase saat ini, ia telah menjelma sebagai penyerang murni, pemain bernomor 9 yang lebih banyak bergerak di kotak lawan.

© Getty Images/Pier Marco Tacca
Ada sesi seremoni untuk Cristiano Ronaldo jelang laga Juventus vs Cagliari. Copyright: Getty Images/Pier Marco TaccaAda sesi seremoni untuk Cristiano Ronaldo jelang laga Juventus vs Cagliari.

Perubahan ini terlihat di Juventus dan tim nasional Portugal di mana Ronaldo lebih banyak berperan sebagai striker tengah ketimbang menjadi Inverted Winger.

Tak ada lagi Step Over, umpan kunci, assist atau umpan silang yang akan ditunjukkan Ronaldo di periode keduanya bersama Man United.

Namun, kehadirannya akan memberi dampak terhadap jumlah gol Man United nantinya. Karena saat ini, Ronaldo adalah penyerang murni, bukan winger seperti yang dikenal banyak orang.