In-depth

Liga Inggris Pekan ke-9: Panggung Jebolan Akademi Chelsea, Cobham

Minggu, 24 Oktober 2021 11:05 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Clive Mason/Getty Images
Selebrasi gol Mason Mount di laga Sheffield United vs Chelsea. Copyright: © Clive Mason/Getty Images
Selebrasi gol Mason Mount di laga Sheffield United vs Chelsea.
Cobham: Akademi Terbaik di Dunia saat Ini

Penikmat sepak bola tentu sepakat bahwa Chelsea tak pernah akrab dengan pemain akademinya. Sejak kedatangan Roman Abramovich, The Blues lebih banyak membeli pemain bintang ketimbang mengorbitkan jebolan akademinya.

Namun, hal ini berubah memasuki tahun 2020 saat Chelsea terkena larangan transfer. Frank Lampard yang kala itu menjadi pelatih dan ditemani Jody Morris selaku eks pelatih tim akademi The Blues, mengintegrasikan banyak jebolan akademi ke tim utama.

Sejak saat itu, akademi Chelsea mendapat perhatian. Sebut saja nama seperti Andreas Christensen, Mason Mount, Reece James, Tammy Abraham, da Fikayo Tomori.

Namun, perhatian tak diiringi pengakuan. Chelsea dianggap memakai pemain muda karena larangan transfer, bukan karena kepantasan.

Benarkah? Itu kebenaran mutlak. Tapi, larangan transfer menjadi berkah bagi para pemain muda untuk menunjukkan nilainya. Bagi Chelsea, larangan transfer memang membuat musim 2019/20 tak begitu baik, tapi itu menjadi keuntungan di masa depan.

Karena para pemain akademinya unjuk gigi, Chelsea mendapat keuntungan berlipat dari segi bisnis. Sebagai contoh penjualan Tammy Abraham ke AS Roma dan Fikayo Tomori ke AC Milan.

Sedangkan di lapangan, Chelsea mendapat keuntungan dari banyaknya pemain muda berpotensi sebagai bintang yang berujung pada keberhasilan menjuarai Liga Champions 2020/21.

Apakah dua fakta itu cukup untuk membuktikan bahwa Chelsea punya salah satu akademi terbaik di dunia di mata pecinta sepak bola? Tentu tidak.

Tapi, musim 2021/22 ini menjadi tonggak dimulainya pengakuan akan akademi Chelsea, Cobham, terutama di Liga Inggris pekan ke-9.

Jebolan akademi Chelsea, mampu mencuri perhatian di pekan ke-9 berkat sumbangsihnya bagi klub-klub yang dibelanya.

Dari kubu Chelsea, enam dari tujuh gol ke gawang Norwich merupakan sumbangsih para jebolan akademinya yakni Mason Mount, Reece James, dan Callum Hudson-Odoi.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by 35Pitch Football (@35pitch)

Lalu di klub lainnya, dua jebolan akademi Chelsea membuat masing-masing satu gol untuk Southampton di pekan ke-9. Kedua pemain itu adalah Tino Livramento dan Armando Broja. Belum lagi ada nama Conor Gallhagher yang menggila bersama Crystal Palace.

Selain itu, di luar Inggris ada nama-nama lain yang mulai nyetel dengan klubnya seperti Jamal Musiala di Bayern Munchen, Tammy Abraham di AS Roma, dan Fikayo Tomori di AC Milan.

Fakta ini kian memperkuat, bahwa Chelsea punya akademi terbaik di dunia saat ini. Citra bahwa The Blues tak pernah memproduksi bintang muda, perlahan sirna dengan sendirinya.

Maka tak heran, banyak yang mengagumi akademi Chelsea. Bahkan kekaguman ini dtunjukkan oleh netizen dengan sebutan La Cobham yang merujuk pada La Masia milik Barcelona.

Menarik dinanti siapa lagi jebolan akademi Chelsea yang akan unjuk gigi di masa mendatang. Mungkin  banyak yang gagal, tapi tak sedikit pula yang bersinar.

Sah saja bila menyebut Chelsea punya akademi terbaik di dunia saat ini. Setidakya, hingga pemain muda jebolan tim lainnya bisa memberikan keuntungan bagi klubnya baik di lapangan dan di luar lapangan seperti Cobham.