Liga Indonesia

Perihal Kartu Merah, Gelandang Jepang Persiraja Dinilai Minus Etika

Senin, 25 Oktober 2021 18:45 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Herry Ibrahim
© Media Officer Persiraja
Gelandang Persiraja, Shori Murata mnendapat kartu merah pada menit 86 saat timnya melawan Arema FC pada pekan kedelapan Liga 1 di Stadion Maguwoharjo Sleman, Sabtu (23/10/21). Copyright: © Media Officer Persiraja
Gelandang Persiraja, Shori Murata mnendapat kartu merah pada menit 86 saat timnya melawan Arema FC pada pekan kedelapan Liga 1 di Stadion Maguwoharjo Sleman, Sabtu (23/10/21).

INDOSPORT.COM - Persiraja Banda Aceh harus menerima kenyataan pahit dengan diusirnya Shori Murata pada menit 86, dalam pertandingan pekan ke-8 BRI Liga 1 2021-2022 kontra Arema FC yang berujung kekalahan 0-2 di Stadion Maguwoharjo Sleman, Sabtu (23/10/21) lalu.

Sejatinya, gelandang impor Persiraja asal Jepang itu sudah aman dari kartu merah. Lantaran pada menit 85, dia ditarik keluar oleh Al Fasyimi.

Namun, Shori Murata dinilai melanggar etika dengan membuka jersey ketika berjalan menuju bench tepat di sisi gawang Arema FC. Sance Lawita sebagai wasit, kemudian mengganjarnya kartu kuning kedua setelah sanksi serupa pada menit ke-44.

INDOSPORT menganalisis kasus kartu merah itu, kendati tak mengurangi jumlah 11 pemain Persiraja Banda Aceh hingga laga usai. Yaitu dengan kewenangan wasit, sebagaimana tercantum dalam Laws of the Game IFAB Pasal 5 ayat 3 tentang Tindakan Disiplin.

Pada poin terakhir disebutkan bahwa wasit berhak, "mengambil tindakan terhadap ofisial tim yang gagal bertindak secara bertanggung jawab dan memperingatkan atau menunjukkan kartu kuning untuk peringatan atau kartu merah untuk pengusiran dari lapangan permainan dan sekitarnya, termasuk bidang teknis".