Bola Internasional

Giroud Anggap Kehadiran Benzema di Timnas Prancis Timbulkan Kekacauan

Minggu, 7 November 2021 18:30 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Prio Hari Kristanto
© Sports City
Olivier Giroud mengklaim kegagalan Prancis di EURO 2020 adalah buah ketidakcocokan filosofi permainan dengan Karim Benzema setelah lima tahun absen. Copyright: © Sports City
Olivier Giroud mengklaim kegagalan Prancis di EURO 2020 adalah buah ketidakcocokan filosofi permainan dengan Karim Benzema setelah lima tahun absen.

INDOSPORT.COM - Kembalinya Karim Benzema ke tim nasional Prancis usai absen selama kurang lebih setengah dekade rupanya dinilai tidak selalu membawa hal baik. Kehadiran sang striker disebut membuat Les Bleus harus mengganti formula sukses yang berhasil membuahkan trofi Piala Dunia 2018.

Klaim ini dilontarkan oleh Olivier Giroud yang notabene adalah satu posisi Benzema di Prancis. Secara tidak langsung ia menuding jika kegagalan Tim Ayam Jantan di EURO 2020 lalu disebabkan oleh keberadaan Benzema.

Akan tetapi, Giroud membantah jika dirinya punya relasi buruk dengan Benzema. Bahkan tidak setelah dirinya kembali gagal terpilih masuk skuat Prancis untuk tiga pemanggilan beruntun karena pelatih Didier Deschamps kini lebih senang dengan sang kompatriot.

Prancis di mata Giroud hanya butuh adaptasi sekali lagi untuk bisa benar-benar berlari kencang dengan Benzema sebagai ujung tombak. Lagipula ia merasa jika karakteristiknya sebagai penyerang jauh berbeda dengan Benzema.

"Tidak pernah ada masalah dengan Karim. Ia sudah jauh lebih dewasa dan matang. Kami bahkan makan berdampingan selama EURO. Hanya saja tanpa disadari Karim sudah membuat sistem permainan Prancis jadi berantakan," papar Giroud pada L’Équipe.

"Itu karena selama lima tahun sebelumnya kami terbiasa dengan satu skema. Perubahan dalam waktu singkat jelang turnamen besar seperti EURO jelas tidak mungkin. Aku dan Karim tipe pemain yang berbeda dan itu masalahnya,"

"Aku berkata seperti ini bukan untuk menyerang Karim. Di EURO kami ingin melaju jauh, setidaknya sampai semi final, namun justru rasa frustasi didapatkan. Aku menyimpan perasaan itu sendiri dan berusaha mengubahnya menjadi energi positif," tambah bomber 35 tahun milik AC Milan tersebut.