In-depth

Balada Conte - Lukaku, 2 Pahlawan Inter Milan yang Jadi Pesakitan di Liga Inggris

Jumat, 25 Februari 2022 19:15 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© REUTERS/David Klein
Aksi Antonio Conte di laga Tottenham Hotspur vs Brighton (06/02/22). (Foto: REUTERS/David Klein) Copyright: © REUTERS/David Klein
Aksi Antonio Conte di laga Tottenham Hotspur vs Brighton (06/02/22). (Foto: REUTERS/David Klein)
Conte Sudah Menyerah?

Mirisnya, mimpi buruk di Liga Inggris juga dialami Antonio Conte. Seperti diketahui, setelah sempat menganggur beberapa bulan, Conte menyusul Lukaku ke Inggris untuk membesut Tottenham Hotspur sejak November lalu.

Berbekal kesuksesan bersama Chelsea dengan memenangi 1 trofi Liga Inggris dan 1 Piala FA, Conte digadang bisa memulihkan Tottenham yang terpuruk bersama Nuno Espirito Santo dan menjadi pesaing gelar.

Ia pun mengawali langkahnya dengan cukup baik. Conte bahkan menjadi manajer Tottenham pertama yang tak terkalahkan dalam sembilan laga pertama di Liga Inggris.

Namun, kinerja Tottenham kemudian menurun drastis. Usai kalah dari Chelsea pada 23 Januari, Tottenham secara mengejutkan dibekap Southampton dan Wolves sehingga menelan tiga kekalahan beruntun di liga.

Harry Kane dkk sempat bangkit dengan membekuk Manchester City 3-2 sekaligus menghentikan catatan 15 laga tak terkalahkan The Citizens.

Hasil itu sempat membuat sang manajer kegirangan. “Untuk memenangkan laga seperti ini, berarti kami menunjukkan performa  sempurna. Saya sudah katakan bahwa kami mempersiapkan laga dengan baik,” kata Antonio Conte dilansir Football London

Namun, kebangkitan itu pada akhirnya hanya bertahan singkat. Empat hari kemudian, Spurs dikalahkan penghuni zona degradasi, Burnley, sehingga total menelan 4 kekalahan dari 5 laga terakhir.

Berbeda 180 derajat dari komentarnya usai menghadapi City, Conte melontarkan pernyataan yang seolah menunjukkan ia sudah menyerah dalam membesut Harry Kane dkk.

“Inilah kenyataannya. Saya datang untuk memperbaiki situasi di Tottenham, tapi mungkin pada saat ini, saya tidak cukup bagus. Ini benar-benar membuat frustrasi,” katanya seperti dilansir The Guardian.

“Saya berusaha melakukan segalanya untuk mengubah situasi, tapi tak ada yang terjadi. Ketika hal seperti ini terjadi, mungkin ada yang salah. Saya tak mau menutup mata, saya ingin bertanggung jawab,” lanjutnya.

Dengan situasi ini, meski sempat diawali harapan tinggi, tampaknya kepindahan dari Inter Milan ke Liga Inggris justru berakhir menjadi mimpi buruk bagi Antonio Conte dan Romelu Lukaku.

Mirisnya, kepergian mereka tak banyak mempengaruhi Inter Milan. Nerazzurri kini berada di posisi kedua Liga Italia, hanya tertinggal dua poin dari AC Milan dengan menyimpan satu laga tunda sehingga peluang kembali meraih scudetto masih terjaga. Kalau sudah begini, siapa yang menyesal?