In-depth

Jairo Matos, Pardedetex, dan Cerita Pemain Asing Pertama di Liga Indonesia

Rabu, 4 Mei 2022 16:40 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Dok. Pribadi
Jairo Matos, mantan pemain Pardedetex. Copyright: © Dok. Pribadi
Jairo Matos, mantan pemain Pardedetex.
Cinta Mati Indonesia

Usai adanya larangan tersebut, Jairo pun pulang ke Brasil sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun dari kariernya sebagai pesepakbola di sana.

Namun, tepat tahun 1988 ia kembali memboyong istri dan kedua anaknya ke Indonesia hingga akhirnya menetap di sini. Salah satu anaknya sekarang bernama Jaino Matos menjabat jadi General Manager Pembinaan Badak Lampung FC.

Ada kepercayaan yang memang hingga kini masih terus tertanam di dalam hati dan pikirannya soal sepak bola di Indonesia.

“Saya memilih kembali ke Indonesia untuk mengurus sepak bolanya,” kata Jairo. “Saya pikir sepak bola Indonesia punya potensi yang luar biasa,” kata Jairo lagi.

Di mata Jairo, masyarakat Indonesia sangat menikmati dan mencintai olahraga ini. “Saya mau bantu membangkitkan sepak bola Indonesia,” ujarnya lagi.

Kata-katanya itu ia buktikan lewat keputusannya ke Jakarta untuk membangun satu tim sekolah sepak bola pada tahun 1990-an.

Tak berhenti di situ. Setelahnya, Jairo pun kembali melanjutkan karirnya sebagai pelatih bagi sejumlah klub daerah di Sumatera Utara. Sebut saja Tapanuli Utara dan Harimau Tapanuli.

“Saya mencari pemain-pemainnya sampai ke kampung-kampung Tapanuli Utara, Balige, Samosir, dan Porsea,” kata pria yang merasa nyaman tinggal di Medan.

Meski senang menetap di Indonesia, Jairo hingga kini masih menyandang status warga negara Brasil. Di balik statusnya tersebut, rupanya terselip secercah harapan untuk menjadi bagian dari WNI.

“Walaupun saya cinta dan memiliki keluarga di Indonesia, saya tetap masih orang Brasil. Tapi jika suatu saat saya harus pindah warga negara, saya tidak keberatan,” tutup Jairo Matos menutup pembicaraan.