In-depth

Bukan Persib atau Persija, Marc Klok Blak-blakan Belum Move on dari PSM Makassar

Selasa, 24 Mei 2022 11:15 WIB
Penulis: Martini | Editor: Prio Hari Kristanto
© REUTERS/Chalinee Thirasupa
Pemain Indonesia Marc Klok melakukan selebrasi setelah mencetak gol penalti untuk memenangkan adu penalti perebutan medali perunggu Indonesia vs Malaysia di Stadion Nasional My Dinh - Hanoi, Vietnam 2022. Foto: REUTERS/Chalinee Thirasupa Copyright: © REUTERS/Chalinee Thirasupa
Pemain Indonesia Marc Klok melakukan selebrasi setelah mencetak gol penalti untuk memenangkan adu penalti perebutan medali perunggu Indonesia vs Malaysia di Stadion Nasional My Dinh - Hanoi, Vietnam 2022. Foto: REUTERS/Chalinee Thirasupa
Perjuangan Belajar Bahasa Indonesia

Selain karena prestasinya, Marc Klok juga mengaku ada kenangan khusus dengan PSM Makassar, klub pertama yang ia bela di Indonesia, sampai kini ia sudah naturalisasi.

Pertama kali tiba di PSM Makassar, Marc Klok yang merupakan pemain kelahiran Belanda, mengaku kesulitan karena tidak ada yang bisa berbicara bahasa Inggris.

Mau tak mau, Marc Klok yang harus belajar bahasa Indonesia. Banyak usaha yang ia lakukan untuk bisa bicara dengan lancar.

"Waktu saya datang di Makassar, tidak ada orang yang bicara bahasa Inggris waktu itu. Mungkin di Makassar orang-orang juga tak terlalu banyak yang berbahasa Inggris."

"Saya harus berbicara bahasa Indonesia. Saya memiliki guru privat waktu itu untuk belajar, saya ke universitas di Makassar untuk belajar," lanjut pemain 29 tahun itu.

Memasuki Liga 1 2021, kompetisi cukup lama digelar di Bali. Menurut Marc Klok, banyak yang mengajaknya bicara bahasa Inggris.

Namun, berhubung ia sudah lancar bahasa Indonesia, Marc Klok selalu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan membuatnya senang.

"Mungkin di Bali semua orang bisa bicara bahasa Inggris. Tapi saya dari dulu, sejak tahun 2017 sudah mencoba berbicara bahasa Indonesia," lanjut Marc Klok.

Sedangkan ketika kembali ke homebase Persib Bandung di Jawa Barat, Marc Klok mengaku masih kesulitan karena banyak yang berbicara dengan logat Sunda.

"Saya pikir bahasa Indonesia tidak terlalu susah, tapi dialek-dialeknya susah. Kalau di Bandung sekarang pakai bahasa Sunda. Kalau dia bicara, saya tidak mengerti."