Bola Internasional

Marc Klok Akui Nekat Naturalisasi, padahal Beda Kebiasaan dengan Orang Indonesia

Kamis, 26 Mei 2022 10:00 WIB
Penulis: Martini | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© REUTERS/Chalinee Thirasupa
Marc Anthony Klok mengaku nekat mengikuti naturalisasi, padahal ada kebiasaannya yang berbeda dengan kebanyakan orang di Indonesia.. Foto: REUTERS/Chalinee Thirasupa. Copyright: © REUTERS/Chalinee Thirasupa
Marc Anthony Klok mengaku nekat mengikuti naturalisasi, padahal ada kebiasaannya yang berbeda dengan kebanyakan orang di Indonesia.. Foto: REUTERS/Chalinee Thirasupa.

INDOSPORT.COM - Marc Anthony Klok mengaku nekat mengikuti naturalisasi, padahal ada kebiasaannya yang berbeda dengan kebanyakan orang di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, Marc Klok telah menjalani naturalisasi dan sah jadi WNI. Maka dari itu, ia berhak membela Timnas Indonesia di berbagai ajang internasional.

Padahal, Marc Klok mengaku tak pernah terbayang berkarier di Indonesia, bahkan tidak pernah terbayang untuk jadi WNI.

Awalnya, Klok bahkan merasa aneh karena mendapat tawaran bermain di luar Eropa. Ia pun langsung memanggil keluarganya untuk berdiskusi, sebelum bertolak ke Indonesia.

"Jujur ini sedikit gila. Mungkin lima tahun lalu saya tidak berpikir main di Indonesia dan main di Timnas Indonesia," ungkap Marc Klok melalui YouTube PSSI TV.

"Ada opsi datang untuk main di Indonesia tahun 2017. Setelah diskusi banyak dengan keluarga, saya pikir ini opsi yang gila, keluar Eropa, tapi mereka setuju," lanjut Klok lagi.

"Mereka pikir saya masih muda, ada banyak waktu ke depannya untuk mengambil karier yang lebih baik. Saya pilih Indonesia, dan saya sangat bangga bisa sampai sejauh ini."

PSM Makassar pun menjadi klub pertamanya di sini. Saat itu, Klok berhasil membawa Juku Eja menjuarai turnamen Piala Indonesia 2019.

Bahkan, baru sebentar bermain di Liga 1, pemain asal Belanda itu pun mantap ingin naturalisasi, melanjutkan garis keturunan dari kakek buyutnya di Sulawesi Selatan.

"Saya pilih negara ini (Indonesia) karena ini rumah saya, dan saya merasa di sini lebih sebagai rumah saya daripada Belanda."