In-depth

Asal Mula Istilah Sepak Bola Gajah yang Kini Terjadi di Piala AFF U-19 2022

Selasa, 12 Juli 2022 13:54 WIB
Editor: Juni Adi
© Petrus Manus Da'Yerimon/Indosport.com
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan soal lawan dan peluang Timnas Indonesia U-19 vs Thailand. Copyright: © Petrus Manus Da'Yerimon/Indosport.com
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan soal lawan dan peluang Timnas Indonesia U-19 vs Thailand.
PSSI Lakukan Protes

Pertandingan antara Vietnam vs Thailand di laga terakhir Grup A Piala AFF U-19 2022 yang terindikasi adanya praktek sepak bola gajah atau main mata, belum mendapat respons dari federasi sepak bola Asia Tenggara (AFF).

Sementara publik tanah air sendiri sudah bergejolak memberi desakan kepada PSSI, untuk menekan AFF melakukan investigasi pertandingan Vietnam vs Thailand karena bermain tidak fair play.

Ketua PSSI, Mochamad iriawan sendiri bukan menuduh tidak fair play, namun Iriawan mempertanyakan apakah di laga Thailand dan Vietnam berlangsung secara sportif atau tidak.

"Yang ingin kami ajukan protes ke AFF protes adalah berkaitan dengan fair play yang terjadi antara Vietnam dan Thailand," kata Mochamad Iriawan.

"Memang ditengarai bola hanya berputar-putar di tengah. Yang sangat terlihat di menit ke-84 itu hanya berputar di sekitar garis 16. Kami ingin memastikan dan bertanya ke AFF atau protes apakah itu fair play atau tidak," cetusnya.

"Karena ini menjadi acuan bagi kita bila itu dibilang fair play, kita bisa melakukan itu di suatu saat karena di luar dugaan kita," tegas pria yang karib disapa Iwan Bule.

Iwan Bule, sapaan akrab Iriawan, pun berharap AFF bisa cepat merespons surat protes PSSI. Dia bahkan sangat terbuka bila nantinya pihak sana mengirimkan delegasi untuk menginvestigasi pertandingan tersebut.

Iriawan menambahkan soal regulasi AFF ini tidak ada masalah. Sebab, saat manager meeting sudah dibahas dan PSSI memahami itu.

Praktik main mata ini dilakukan untuk menyamakan skor antara satu tim dengan lainnya, atau sengaja menyerah. Tujuannya jelas, agar sebuah tim mendapatkan keuntungan untuk bisa menentukan posisi di klasemen.

Itu bisa juga dijadikan ajakan untuk menentukan lawan selanjutnya dalam perebutan trofi. Dan praktik semacam ini telah merusak citra Indonesia di dunia sepakbola.