Liga Indonesia

Dari Aji Santoso sampai Almeida, Rapor para Pelatih Arema FC yang Dipecat di Tengah Musim Liga 1

Selasa, 6 September 2022 13:42 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Prio Hari Kristanto
© Ian Setiawan/Indosport
Aji Santoso saat memimpin latihan Arema FC. Copyright: © Ian Setiawan/Indosport
Aji Santoso saat memimpin latihan Arema FC.
1. Aji Santoso

Kiprah yang lumayan baik sebenarnya dijalani Aji Santoso saat membesut Arema FC pada Liga 1 musim 2017 silam. Saat itu, dia memilih mundur ketika kompetisi memasuki pertengahan musim.

Statistiknya selama melatih Arema FC cukup lumayan. Aji Santoso membawa tim meraih 27 poin, hasil dari 7 kali menang, 6 imbang dan 5 kali kalah.

Penyebab mundurnya ketika itu memang bukan karena hasil secara keseluruhan. Namun dia lebih disorot soal sejumlah hasil tak memuaskan secara beruntun di Liga 1.

Tepatnya ketika Arema FC mengalami tren tak pernah menang dalam tiga laga terakhir sebelum jeda kompetisi. Aji Santoso hanya mengais satu poin dari hasil imbang melawan Borneo FC, selain kalah 0-2 dari Persija Jakarta dan Semen Padang.

Aji Santoso kemudian diangkat sebagai Pelatih Persela Lamongan menggantikan posisi Hery Kiswanto. Sementara posisi Aji di Arema FC, kemudian digantikan oleh Joko Susilo yang membawa tim finis di urutan 9 klasemen Liga 1.

2. Joko Susilo

Arema FC juga menempuh opsi serupa ketika Liga 1 musim 2018 lalu. Joko Susilo hanya mampu membawa Arema meraih poin 6 poin dari 8 laga kompetisi.

Pencapaian Joko Susilo memang bisa dibilang buruk ketika itu. Lantaran dia hanya mampu membawa Arema FC merah 1 kali kemenangan, 3 kali imbang dan 4 kali dikalahkan lawan.

Padahal, Joko Susilo cukup sukses dalam melanjutkan kiprah Aji Santoso saat menggantikannya di paruh musim 2017. Striker legendaris Arema itu mengantar Hanif Sjahbandi dkk finis di peringkat 9 dengan 49 poin. 

Klub lantas menggeser posisi Joko Susilo dari posisi head coach. Arema FC kemudian menunjuk Milan Petrovic sebagai pengganti setelah sebelumnya menjabat sebagai direktur teknik tim.

Bersama pelatih kebangsaan Slovenia tersebut, Tim Singo Edan berhasil bangkit dari keterpurukan di zona degradasi. Arema dibawanya finis di peringkat ke-6 dengan 50 poin.

3. Eduardo Almeida

Secara umum, kiprah Eduardo Almeida musim ini memang kurang maksimal. Melakoni 8 laga, pelatih kebangsaan Portugal itu membawa tim meraih 11 poin dari hasil 3 kali menang, 2 imbang dan 3 kalah.

Posisi Arema FC juga berada di jajaran 8 besar klasemen dan terbilang cukup baik. Namun, keroposnya sektor pertahanan membuat Arema FC minus 1 gol, dengan mencetak 9 gol dan kebobolan 10 gol.

Padahal, Almeida terbilang sukses pada musim pertamanya melatih Arema FC. Dia mengantar Arema finis di posisi 4 besar klasemen Liga 1 2021/2022 dengan 65 poin.

Pada awal musim pun, dia mempersembahkan gelar juara turnamen pramusim. Arema FC di bawanya memenangi trofi Piala Presiden untuk ke-3 kali seusai tahun 2017 dan 2019. Sayang, kiprah itu tak mampu meredam desakan out dari kalangan suporter. 

Selain soal hasil, skema permainan yang monoton dan tak variatif juga menjadi faktor menentukan dari keputusan klub Arema FC memberhentikan Eduardo Almeida di Liga 1.