Liga Indonesia

Ikut Nyesek! Media Thailand Soroti Kerusuhan 'Maut' Pascalaga Arema vs Persebaya

Minggu, 2 Oktober 2022 07:54 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Isman Fadil
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.

INDOSPORT.COM – Media Thailand ikut prihatin dengan insiden kerusuhan pasca pertandingan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menyebabkan ratusan korban.

Media asal Thailand, Siam Sports, mengunggah sebuah gambaran insiden kerusuhan yang terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam WIB.

Dalam unggahannya, Siam Sports menulis bahwa pertandingan bertajuk Derby Jawa Timur tersebut harus berakhir dengan tragis karena insiden tak terkendali di dalam stadion.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SIAMSPORT (@siamsport_news)

“Derby Jawa Timur berakhir tragis setelah suporter Arema FC menyerang suporter Persebaya hingga berujung insiden yang tak terkendali,” tulis Siam Sports.

Meski dalam sebuah keterangan singkat, Siams Sports menjelaskan insiden tersebut bermula setelah suporter Arema FC menyerang suporter Persebaya di dalam stadion Kanjuruhan.

Insiden pun berubah tak terkendali sehingga memancing petugas polisi terpaksa menembakkan gas air mata.  yang merupakan salah satu penyebab banyak kematian.

Bukan hanya itu, media tersebut juga menyoroti foto saat petugas polisi menembakkan gas air mata di tengah-tengah kerumunan suporter Arema dan Persebaya.

“Petugas polisi terpaksa menembakkan gas air mata. yang merupakan salah satu penyebab banyak kematian Hingga dikabarkan totalnya sudah melebihi 100,” tulis media ini.

“Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya,” pungkas media ini.

Tentunya, ini merupakan duka tidak hanya bagi Indonesia namun juga bagi sepak bola internasional.

Sebab, kejadian ini disinyalir membuat Arema FC, Persebaya Surabaya, hingga Liga 1 melanggar regulasi FIFA soal penggunaan gas air mata di staion.