In-depth

Cuma Seukuran Telapak Tangan Orang Dewasa, Bagaimana Dampak Luar Biasa Gas Air Mata ke Tubuh?

Senin, 3 Oktober 2022 17:11 WIB
Penulis: Antonius Wahyu Indrajati | Editor: Isman Fadil
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.
Asal Muda Diciptakan Gas Air Mata

Beberapa waktu lalu, National Geographic, mengungkapkan bahwa asal mula gas air mata digunakan dalam perang pada tahun 1914 dengan julukan ‘Battle of the Frontiers’.

Saat itu, tentara Prancis menembaki prajurit Jerman dengan granat berisikan gas. Granat tersebut merupakan hasil dari ahli kimia Prancis.

Tujuan dari granat tersebut untuk mengendalikan keributan, sebagai tujuan yang hingga saat ini belum berubah.

Berdasarkan dengan tujuannya, granat berisikan gas tersebut bisa membuat sakit mata, masalah pernapasan, iritasi kulit, hingga kebutaan.

Kini, granat berisikan gas tersebut mulai dikenal dengan gas air mata dan diproduksi secara masal, sebagai salah satu perlengkapan dari pihak kepolisian.

Dengan efek samping tersebut, wajar jika FIFA melarang penggunaan gas air mata untuk mengatasi keributan yang terjadi di stadion.

Dalam pasal 19 ayat b, FIFA menjelaskan bahwa pihak kepolisian harus memiliki pedoman untuk menertibkan situasi di sekeliling lapangan.

Lebih lanjut, FIFA mengungkapkan jika senjata api atau ‘gas pengendali massa’ alias gas air mata tidak boleh dibawa atau digunakan di stadion.

Mengapa FIFA menegaskan bahwa ‘gas pengendali massa’ dilarang digunakan oleh polisi, meski situasi stadion sedang dalam kondisi kaos?

Berikut INDOSPORT akan menjelaskan dampak luar biasa dari gas air mata ketika tidak sengaja dihirup oleh manusia.