Liga Indonesia

Mural Solidaritas Kanjuruhan di Koridor Gatsu, Suporter Persis Solo Rangkul PSIM dan Arema FC

Kamis, 6 Oktober 2022 14:55 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Prio Hari Kristanto
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Mural solidaritas Tragedi Kanjuruhan menunjukkan suporter Persis Solo merangkul suporter PSIM Yogyakarta dan Arema FC. Foto: Nofik Lukman Hakim Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Mural solidaritas Tragedi Kanjuruhan menunjukkan suporter Persis Solo merangkul suporter PSIM Yogyakarta dan Arema FC. Foto: Nofik Lukman Hakim

INDOSPORT.COM - Sebuah mural tentang suporter mewarnai koridor Gatsu yang selama ini jadi icon kreativitas di Kota Solo. Mural solidaritas Tragedi Kanjuruhan itu menunjukkan suporter Persis Solo merangkul suporter PSIM Yogyakarta dan Arema FC.

Mural ini dibuat komunitas SoloIsSolo, Rabu (05/10/22) malam. Komunitas ini berisikan para muralis yang selama ini memberikan suasana penuh seni di koridor Gatsu, tak jauh dari Pura Mangkunegaran.

Proses pembuatan mural ini dimulai pada pukul 20.00 WIB. Selama kurang lebih dua jam, para muralis membuat gambar para suporter yang sedang berangkulan.

Ada delapan kelompok suporter yang digambarkan sedang berdoa untuk Tragedi di Kanjuruhan. Kelompok ini terdiri dari perwakilan suporter PSIS Semarang, PSS Sleman, Persis Solo, PSIM Yogyakarta, Arema FC, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta dan Persib Bandung.

Selama proses seni para muralis SoloIsSolo, perwakilan suporter turut hadir. Ada perwakilan suporter PSIM yang sengaja datang dari Kota Gudeg untuk menyaksikan pembuatan mural ini.

Ada pula kelompok lain yang logo klubnya ada dalam mural ini, termasuk juga dari suporter Persis Solo. Setiap kelompok diminta menyemprotkan cat untuk pembuatan logo klubnya masing-masing. Pewarnaan logo Persis Solo diwakili mantan presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan.

Sepanjang pembuatan mural ini, puluhan lilin terus dinyalakan, dengan syal Arema FC ada di atasnya. SoloIsSolo juga membunyikan lagu "Indonesia Pusaka" menggunakan pengeras suara.

Setelah mural jadi sekitar pukul 22.00 WIB, perwakilan suporter diminta meninggalkan pesan di tembok tersebut. Mereka menulis menggunakan spidol berwarna emas.

Tulisan itu berupa harapan setelah Tragedi Kanjuruhan yang merenggut nyawa sekitar 125 orang. SoloIsSolo juga memperbolehkan jika tulisan itu berupa nama dari setiap kelompok suporter.

"Beberapa teman muralis ini berasal dari berbagai kota dan latar belakang. Ada Jakmania, Bonek dan lain-lain. Kita bikin bersama-sama untuk memperingati sekaligus menyuarakan pesan damai untuk sepak bola Indonesia," kata Koordinator Program SoloIsSolo, Irul Hidayat usai acara.