Liga Indonesia

Imbas Tragedi Kanjuruhan, Kiper Timnas Indonesia Was-was dengan Sanksi FIFA

Jumat, 7 Oktober 2022 07:45 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Nofik Lukman/INDOSPORT
Nadeo Argawinata Copyright: © Nofik Lukman/INDOSPORT
Nadeo Argawinata

INDOSPORT.COM - Kiper Timnas Indonesia, Nadeo Argawinata, khawatir dengan potensi sanksi dari FIFA atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang. Sanksi itu bisa mengancam keberlangsungan Liga 1 2022/2023.

Ada dua hal yang sejatinya sangat dikhawatirkan Nadeo sebagai imbas atas Tragedi Kanjuruhan. Pertama, peluang Indonesia untuk bermain di Piala Asia 2023.

Tim senior yang digawangi Nadeo berhasil merebut tiket untuk lolos ke babak utama Piala Asia 2023. Momen ini sangat ditunggu-tunggu karena Timnas Indonesia sudah lama tak berpartisipasi di Piala Asia 2023.

"Untuk Timnas, ya menurut penonton kita lagi bagus-bagusnya. Untuk kedepan, saya berharap yang terbaik saja, khususnya tim nasional, karena kita akan menghadapi ajang yang sangat bergengsi, mengingat kita sudah lama tidak bermain di ajang tersebut," papar  Nadeo.

Lalu yang kedua adalah efek ekonomi ketika semua kompetisi terhenti, mulai dari Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Efek penghentian itu jelas berimbas kepada stakeholder yang menggantungkan pemasukan dari pertandingan sepak bola.

Sebagai olahraga dengan penghasilan menjanjikan, pemasukan seorang pesepakbola biasanya menjadi andalan keluarga, bahkan bisa lebih dari satu keluarga.

Maka, ketika sosok yang biasanya diandalkan menopang ekonomi keluarga tersendat pemasukannya, efek yang dihasilkan bisa berantai.

"Jujur dalam hati sangat khawatir, saya rasa bukan cuma saya, pemain-pemain yang lain pasti juga sangat khawatir, karena ini menyangkut tentang pekerjaan kita, bukan hobi lagi. Ini pekerjaan untuk kita mencari nafkah," tutur Nadeo.

Nadeo sendiri sangat sedih ketika mendengar adanya kericuhan usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022 lalu.

Kesedihan bertambah berat ketika ada korban yang meninggal. Bahkan, data kepolisian menunjukkan korban meninggal lebih dari 100 orang.

Namun, Nadeo tak setuju ketika momen saat ini dihabiskan untuk saling menyalahkan. Menurutnya, semua stakeholder sepak bola harus melakukan evaluasi.

"Pasti kita sangat menyayangkan kejadian tersebut. Sekarang bukan waktunya untuk menyalahkan siapa-siapa. Kita harus evaluasi dari segi manapun," ucap Nadeo.

Tragedi Kanjuruhan mencoreng perjalanan manis kompetisi setelah periode berat pada Covid-19. Dari mulanya Liga 1 digelar terpusat, kini sudah bisa kembali seperti semula.

"Saya secara pribadi berharap untuk sepak bola bisa kembali normal. Semua edukasi untuk suporter dan segala macam bisa berjalan lancar," kata Nadeo.

"Untuk sanksi, ya pasti khawatir, tapi saya berharap sanksi yang diberikan tidak memberatkan di satu sisi atau tidak terlalu parah lah bahasanya," imbuh Nadeo.