Liga Indonesia

Respons Adem Petinggi PSS Atas Perdamaian Suporter Sleman dengan PSIM Yogyakarta

Senin, 10 Oktober 2022 15:13 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Isman Fadil
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Doa bersama yang digelar suporter PSIM, Brajamusti, turut dihadiri ribuan suporter PSS Sleman dan Persis Solo Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Doa bersama yang digelar suporter PSIM, Brajamusti, turut dihadiri ribuan suporter PSS Sleman dan Persis Solo

INDOSPORT.COM - Klub Liga 1, PSS Sleman gembira ketika perdamaian suporter tercipta setelah Tragedi Kanjuruhan. Namun, momentum perdamaian suporter PSS Sleman, PSIM Yogyakarta dan Persis Solo diharapkan bukan euforia sesaat.

Perdamaian suporter Jawa Tengah dan DIY menjadi momentum indah sebagai hikmah atas Tragedi Kanjuruhan. Dalam setiap acara doa bersama, tiga kubu suporter selalu hadir bersama-sama.

Suporter PSS Sleman dan Persis Solo hadir saat acara doa bersama digelar suporter PSIM, Brajamusti, Selasa (04/10/22) di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta.

Begitu pula ketika suporter PSS, Brigata Curva Sud menggelar kegiatan doa bersama di Stadion Maguwoharjo, Kamis (06/10/22). Suporter Persis Solo dan PSIM juga hadir dengan jumlah besar.

Namun begitu, momentum perdamaian ini belum teruji. Pasalnya, sepak bola Indonesia sedang dalam suasana duka menyusul Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 129 suporter dan dua anggota Polri.

Makanya, Direktur Utama PSS, Andywardhana, berharap momentum perdamaian ini bukan sekadar muncul sebagai euforia sesaat, karena stakeholder sepak bola sedang berduka.

"Saya menilai acara doa bersama untuk tragedi Kanjuruhan dan sebagai aksi damai sangat baik serta apresiasi yang setinggi-tingginya bagi teman-teman suporter. Tidak hanya BCS, Slemania dan teman-teman Sleman fans, melainkan juga untuk teman-teman Brajamusti, Maident, Pasoepati, suporter PSIM dan Persis Solo," kata Andywardhana, Minggu (09/10/22).

"Saya berharap kebersamaan dan suasana damai ini tidak hanya euforia sesaat, tapi ini benar-benar menjadi momentum untuk perdamaian kedepannya, sehingga kita semua bisa menikmati pertandingan sepakbola dengan aman, nyaman tanpa rasa was-was," lanjut Andywardhana.

Tragedi Kanjuruhan menjadi salah satu bencana sepak bola terparah di dunia. Makanya, perhatian untuk sepak bola Indonesia mengalir dari berbagai belahan dunia.

Andywardhana berharap bahwa Tragedi Kanjuruhan menjadi yang pertama dan terakhir di sepak bola Indonesia. Perdamaian suporter menjadi salah satu cara untuk meminimalisir potensi kericuhan terjadi.