Liga Indonesia

Pertama Kali Lihat Tragedi Mengerikan, Eks Striker Klub Inggris Ini Akui Tetap Betah di Indonesia

Minggu, 16 Oktober 2022 08:45 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ilham Oktafian
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 beberapa waktu lalu membuat striker Dewa United, Karim Rossi merinding. Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 beberapa waktu lalu membuat striker Dewa United, Karim Rossi merinding.

INDOSPORT.COM - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 beberapa waktu lalu membuat striker Dewa United, Karim Rossi merinding.

Bomber yang pernah merumput di Liga Inggris bersama Stoke City tersebut mengaku baru pertama kali melihat kejadian memilukan seperti itu. 

Seperti diketahui, pasca laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dipekan ke-11 Liga 1 2022-2023, terjadi situasi di luar kendali di Stadion Kanjuruhan. Ada 132 orang dilaporkan meninggal dunia dan banyak lainnya masih dalam tahap perawatan. 

Tindakan polisi yang menembakan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan, ternyata jadi malapetaka. 

Melihat kejadian tersebut, Karim Rossi mengatakan sangat sedih. Dia mendoaka  para korban dan berharap ini kejadian yang terakhir di sepak bola Indonesia. 

"Saya sangat sedih dengan kejadian di Malang. Ini pertama kali saya alami dan semoga ini yang terakhir," katanya. 

Kendati demikian, Tragedi Kanjuruhan rupanya tidak lantas membuat eks striker klub Inggris, Stoke City itu berpikir meninggalkan sepak bola Indonesia. Karim Rossi menegaskan sudah nyaman dan masih ingin lanjutkan karir di Tanah Air. 

"Saya tidak berubah pikiran tentang bermain di Indonesia, karena saya merasa betah di sini," akunya. 

Lebih lanjut, pemain asal Swiss itu berharap PSSI, klub dan suporter mulai berbenah pasca kejadian di Malang. Kompetisi harus digulirkan secara profesional dengan regulasi ketat yang mengaturnya. 

"Saya hanya berharap ini menjadi pelajaran bagi semua orang. Suporter, klub dan organisasi (federasi) untuk benar-benar mengubah sesuatu. Itu tidak boleh terjadi lagi," tegasnya.